Mohon tunggu...
Bayu Segara
Bayu Segara Mohon Tunggu... Administrasi - Lihat di bawah.

Penulis saat ini tinggal di Garut. 0852-1379-5857 adalah nomor yang bisa dihubungi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan dengan spesialis dibidang Layanan & Garansi. Sangat diharapkan jika ada tawaran kerja terkait bidang tersebut . Kunjungi juga blog saya di: https://bundelanilmu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Seorang Petualang Kesepian dan Jatiluhur

18 Juni 2011   18:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:23 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bermodalkan kenekatan. Seorang petualang menjalankan motornya. Bergerak dan terus bergerak, pikirnya. Seperti yang didengarnya dari seorang petinggi Toyota. Kita tidak akan pernah menemukan pengalaman baru, jika hanya diam. Entah benar atau salah apa yang ditangkap oleh otaknya. Namun intinya, dia harus mengikuti apa yang pernah dilontarkan oleh seorang yang pernah sukses di dunia ini. Dia yang telah menjadi panutan dari pekerja di banyak belahan dunia.

Akan aku buktikan. Bahwa perjalanan ini tidak sia-sia. Jatiluhur sepertinya tempat yang cocok untuk membuktikan kata-kata itu. Sekalian untuk melihat, bagaimana luas dan besarnya danau yang ada di Jawa Barat ini. Sepertinya sudah beberapa kali dilewati, namun tidak pernah disinggahi. Membuat penasaran saja.

Yang pertama kali dilakukan adalah mengajak teman-teman untuk bergabung. Namun sayang, teman-temannya sangat sibuk. Sehingga tidak ada satupun uluran tangannya yang menerima. Sehingga terpaksa, seperti kisah yang lalu. Sendiri dalam perjalanan adalah hal yang biasa.

Untuk bekal dalam perjalanan. Hanya tas yang berisi tangkai pancing dan pernak-perniknya. Tidak ada makanan atau minuman. Biarlah nanti dalam perjalanan saja untuk hal yang satu itu. Karena pasti banyak berjejer pedagang di sepanjang perjalanan.

Setelah segala macam persiapan beres. Akhirnya dengan mengucap Bismillah, dia berangkat. Hari itu pukul 10 pagi. Waktu yang lumayan nyaman untuk melakukan perjalanan. Dan kebetulan cuaca begitu terang. Hal yang sangat diidam-idamkan oleh biker tentunya.

Entah angin apa yang menerpa, di sepanjang perjalanan tidak terlalu macet. Biasanya, di Bekasi, banyak lalulintas yang saling bertindih. Antara persimpangan dengan angkutan umum yang saling mengisi. Sehingga di setiap pasar atau perempatan akan terjadi kemacetan. Suasana yang membuat kesal. Apalagi jika panasnya matahari tidak diiringi dinginnya angin.

Godaan untuk melarikan motor dalam kecepatan tinggi terkadang datang begitu saja menyeruak. Walau dalam hati, ada ketakutan. Jalanan terkadang ibarat ikan yang tersangkut di ujung kail, mencoba meronta-ronta. Selalu ada adrenalin yang meledak-ledak ketika menikmatinya.

Akhirnya tiba juga dengan selamat di tujuan setelah menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan. Jatiluhur. Sebuah tempat yang asri dan unik. Di pintu gerbang, diapun mempersiapkan uang lima ribu rupiah untuk membayar biaya retribusi sambil menunggu giliran. Di depannya ada mobil. Tampak petugas sedang menghitung jumlah penumpang di dalamnya. Setelah mereka beres membayar. Tibalah gilirannya. Diberikannya uang itu kepada petugas.

Ruas jalan selepas loket masuk tampak lengang. Mungkin karena sudah sore. Tidak banyak pengunjung yang datang. Jalanan menurun dan menaik memaksa motor bergairah untuk menaklukannya. Terdengar raungan gas dan suara gesekan rem saling bersahutan.

Akhirnya tiba juga di pinggir danau Jatiluhur. Tampak air yang begitu luas di depan mata. Ujung dari danau itu adalah bukit-bukit. Terlihat dengan jelas dari tempat kita berdiri. Di sekeliling danau berbagai macam perilaku manusia. Ada yang memancing, ada yang sedang duduk-duduk bersama kekasih atau keluarga dan ada juga yang berjalan-jalan di atas air menggunakan perahu yang disewakan oleh penyedia jasa.

Saung-saung tampak berjejeran di sebelah kiri danau. Yang dia pikir itu adalah tempat nelayan membudidayakan ikan air tawar. Tampak bangunan tersebut mengambang di atas drum-drum kaleng yang disambung. Sedangkan di sela-selanya ada jaring. Hingga membuat penasaran untuk sekedar jalan-jalan atau mancing di sana. Sepertinya asyik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun