Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lewat Data, Covid-19 Semakin Meningkat

28 April 2020   20:08 Diperbarui: 28 April 2020   20:00 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok sehatnegeri.kemenkes.go.id

Puasa Ramadhan, doaku berharap agar data yang ada terkait covid semakin menurun, namun ternyata berbanding terbalik, tercatat di sistem data nasional yang terlihat di portal covid19.go.id menunjukkan ada kenaikan tiap pergantian hari, ini artinya sebaran virus corona masih menyebar di beberapa kab/kota di Indonesia, bahkan kab/kota pun status zona mulai berubah dari zona hijau berubah jadi kuning, lalu berubah merah. 

Ketika zona sudah merah pun, terkadang warga menganggap biasa saja, buktinya masih sebagian warganya yang belum menunjukkan memakai masker saat keluar rumah, di pasar misalnya, saat pembagian masker, baru dipalai, saat pemberi paket masker gratis sudah tidak kelihatan, masker tidak dipakai lagi, besoknya lupa memakai masker, sepertinya aspek kepatuhan masih dianggap biasa saja, karena tidak ada sangsi tegas dan merasa aman-aman saja saat tidak pakai masker, mereka menganggap ribet jika pakai masker. 

Ada tempat cuci tangan agar memudahkan warganya di pasar untuk CTPS, malah yang terjadi tidak mau giliran mengisi air tabungnya, bahkan enggan merawatnya, ada yang sudah habis cairan sabunnya, malas untuk refill lagi, akhirnya paket bantuan bentuk wastapel darurat jadi terbengkalai. Harapan menjadi pupus bagi pemberi bantuan agar ada manfaatnya bagi warganya.

Sangat berbeda antara kebutuhan beras atau paket sembako, mereka rela berdesakan ketika pemerintah menyerahkan paket bantuan sembako gratis, phsyical distancing kadang-kadang dilanggar, pikiran jaga jarak, toh kita aman-aman saja, ketika pulang juga masih sehat dan tidak kena corona. 

Jaga jarak terkadang para petinggi daerah itu lupa saat pemberian paket sembako, mereka keasikan saat paketnya segera selesai dan terdistribusikan kepada yang berhak. Bersalaman terkadang juga dilakukan padahal beresiko karena virus ada dimana-mana, tapi karena virus tidak ada, ya dianggap biasa-biasa saja, kalaupun pemberitaan bilang harus waspada tapi lupa akan protokol kesehatan.

Aturan social distancing suruhnya dirumah saja membikin jenuh bagi sebagian warga, kebiasaan keluar rumah atau bermain bagi anak sangat menyiksa baginya, tiap hari berada dirumah terus, kapan bisa cuci mata, bagi remaja sebaya inginnya ada pertemuan berdiskusi dan ngrumpi. 

Bagaimana meningkatkan imunitas bagi warga yang tidak mampu, sudah kena PHK, mau bekerja saja sudah tidak ada kesempatan untuk mencari kerja, belum lagi jika ada di lingkungan sekitarnya ada yang terkena covid-19 positip, wah semakin memperparah imunitas sebagian warga yang tidak sempat saving menabung, untuk makan saja sulit apalagi harus menikmati gizi seimbang, jika pun ada hanya sehari atau dua hari bisa menikmati gizi karena dapat bantuan sembako, kalau paketnya sudah habis, terus bagaimana mencukupi gizi yang seimbang.

Namun sahabat, marilah kita berdoa bersama, semoga ujian ini jangan terlalu lama, karena sangat kentara dampaknya, baik pada aspek ekonomi, agama, kesehatan dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mudah-mudan virusnya segera hilang dari bumi Indonesia ini, dan menikmati hidup yang normal, bisa beraktivitas tanpa ragu dan was-was dengan ada corona.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun