Menunggu 4 jam lamanya di stasiun gambir, sambil menunggu jadwal pemberangkatan kereta api Argo Sindoro Jakarta-Semarang, penulis mencoba melihat hal yang unik yakni tak ada warung atau restoran atau cafe yang tutup, semua melayani para transaksi bagi yang mereka yang tidam berpuasa.Â
Cukup dikasih tirai saja, bagi pengelola resto dan cafe untuk membedakan cara membedakan dan menghormati bagi umat muslim yang berpuasa, bagi mereka yang mau buka puasa karena alasan haid, ibu hamil atau ibu menyusui serta alasan musafir dipersilahkan untuk masuk di dalam tirai yang ada, sehingga disitu bisa menikmai dengan bebas menu yang dipesannya.Â
Namun bagi anda yang ingin buka puasa lantai dua stasiun juga ada cafe atau resto yang sengaja buka bahkan tidak dikasig tirai cuma ditutup dengan kain saja, namun lampu menyala dan petugas juga menyambut dengan senyum dan memberrikan menu mana yang mau dipesan.Â
Inilah hikmah dari menghormati orang berpuasa, mereka sengaja membuat sket bentuknya tirai agar pihak pengelola resto itu bisa mudah membedakan antara yang puasa dan tidak puasa.Â
Namun bagi anda yang berpuasa, boleh juga pesan paket yang ada, lalu dibawa paket tersebut sebagai menu pembuka puasa saat nanti adzan berkumandang. Khawatir jika di dalam kereta nanti banyak pemesan menu buka puasa pada catering di gerbong kereta api. Anda juga bisa datang ke gerbong restoran makan, karena setiap kereta api tersedia fasilitas kereta makan untuk melayani para penumpang selama perjalanan.Â
Bagi anda yang berpuasa, harus sabar dan ini ada latihan menahan hawa nafsu dan menahan rasa lapar selama berpuasa. Walaupun banyak warung makan yang menyediakan menu masakan, namun anda harus optimis bahwa puasa yang dilakukan harus kuat dan inilah ibadah yang membikin derajat keimanan anda bertambah.Â
Apakah anda merasa dirugikan dengan warung dibuka, maka dijawab putusan itu ada di anda, selama mereka sopan dan menghorrmati orang yang berpuasa maka jelas kita tidak dirugikan, kecuali jika anda merokok lalu tidak sopan, maka harus diingatkan perokok yang dengan sengaja mnghisap dan membuang hisapan di saat waktu pagi, siang atau sore.Â
Marilah kita berperilaku berbaik sangka atau husnudzon, mungkin jika ada warung makan atau restoran yang tetap buka di siang hari pada bulan puasa, jika dalam konteks adalah memfasilitasi orang-orang yang tidak berpuasa, maka tentu kita harus bersyukur. Karena masih ada kepedulian terhadap mereka yang tidak berpuasa. Tentu saja dengan syarat tidak buka secara sembarangan, tetapi dengan tetap menjaga dan menghormati mereka yang berpuasa.Â
Semoga bermanfaat dan salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H