Mohon tunggu...
Pena Kusuma
Pena Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum

Saya adalah content writer yang berfokus pada penulisan seputar Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika (STEM), serta update terkini mengenai dunia militer dan geopolitik. Mohon doanya juga, insyaallah saya bisa lolos sekali tes dalam seleksi PAPK TNI tahun 2027.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trump Gagal Bendung China, Strategi Ekspor AS Justru Jadi Bumerang Teknologi

10 Oktober 2025   22:32 Diperbarui: 10 Oktober 2025   22:32 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di satu sisi, pembatasan memang memperlambat kemampuan China memproduksi chip paling canggih. Namun di sisi lain, perusahaan alat dari AS dan sekutunya kehilangan pasar terbesar dunia, memukul pendapatan dan menghambat riset jangka panjang.

"Kontrol ekspor bekerja seperti pedang bermata dua," tulis laporan CSIS. "Ia menahan lawan, tapi bisa melukai tangan sendiri jika tidak dikoordinasikan dengan tepat."

Sejumlah analis menambahkan, strategi isolasi total dapat mendorong China mempercepat inovasi domestik dan membangun ekosistem teknologi yang mandiri, mirip dengan kebangkitan industri kedirgantaraan Soviet di masa lalu.

Tak bisa dimungkiri, laporan DPR AS ini sarat dimensi politik. Komite tersebut didominasi Partai Republik, dan banyak anggotanya menggunakan temuan ini untuk menyerang kebijakan Presiden Donald Trump yang dinilai gagal menutup celah hukum secara konsisten.

Namun, analis kebijakan internasional di Brookings Institution menilai, pengetatan lebih lanjut tanpa koordinasi global justru bisa memperburuk ketegangan geopolitik. "Tanpa kesepakatan multilateral yang solid, kebijakan sepihak AS hanya akan mendorong fragmentasi industri global," tulis laporan Brookings, Juli 2024.

Kini, AS dihadapkan pada dilema besar: memperketat kontrol demi keamanan nasional, atau mempertahankan kerja sama dagang demi stabilitas ekonomi global.

Jika Washington memaksakan pembatasan total, China kemungkinan besar akan mempercepat kemandirian penuh dalam teknologi semikonduktor. Namun jika AS longgar, Beijing tetap punya jalan untuk memperluas dominasinya di pasar chip menengah hingga canggih.

Seperti diungkap dalam laporan Komite DPR, "Apa yang dulunya menjadi segmen alat khusus, kini menjadi medan tempur."

Pertempuran itu bukan lagi sekadar soal mesin litografi, tetapi tentang siapa yang akan menguasai masa depan kecerdasan buatan dan kekuatan militer global.

Referensi utama:
House Select Committee on the Strategic Competition, Selling the Forges of the Future (2025); Reuters; CSIS; Brookings Institution; Congressional Research Service; ASML Official Statement.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun