Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Himpitan Mimpi di Tanah Lumajang

1 April 2024   04:01 Diperbarui: 1 April 2024   04:28 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: rumah 123 720x420

Himpitan Mimpi di Tanah Lumajang
Oleh: Penadebu

Di tanah luas angan melayang,
Cinta menyulam benang di antara awan,
Dalam ruang yang tak terjamah waktu,
Tersimpan rindu, dalam lamunan batin.

Namamu terpampang di dinding hati,
Sebuah kota, Lumajang, di sana kau bersemayam,
Meski jarak memisahkan, namun hadirmu nyata,
Mengalir dalam angan, tanpa pernah pudar.

Cinta yang termiliki, mungkin mustahil,
Namun dalam mimpi, bersatu dalam irama,
Setiap detik, kau hadir dalam pikiran,
Menyinari jalan yang dijalani, dalam sunyi malam.

Platfrom tak mampu memisahkan cinta ini,
Meski terpisah jauh, namun hati bersatu,
Lumajang menjadi saksi bisu cinta kita,
Yang mekar dalam angan, tak terjamah oleh waktu.

Ada ukir puisi ini dengan pena hati,
Mengalirkan rasa yang tak terungkapkan,
Cinta di angan, bagai bunga yang mekar,
Indah, meski tak tersentuh, namun tetap abadi.

Di alam mimpi, bertemu tiada batas,
Meskipun dalam dunia nyata terpisah jauh,
Namun dalam angan, kita bersama merajut,
Cinta yang tiada terhingga, tanpa ragu.

Lumajang, nama yang terpampang di dinding hati,
Sebuah kota yang memisahkan jarak,
Namun tak mampu memisahkan hati yang terikat,
Dalam lautan cinta yang tiada taranya.

Meski mencintaimu terasa mustahil,
Namun hati ini tetap untukmu,
Dalam setiap hembusan angin, rasakan hadirmu,
Seolah kau dekat, meski kenyataan berkata lain.

Di platform yang tak berbatas, kita bersua,
Melintasi jarak dengan sekuntum mimpi,
Cinta menyulam benang di antara ruang dan waktu,
Mengukir kenangan indah yang tak terhapus oleh zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun