Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kesadaran Diri Menggunakan Medsos

30 Maret 2024   05:00 Diperbarui: 30 Maret 2024   05:08 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interaksi langsung saat Raamdan salah satu wujud menyeimbangkan penggunaan medsos-Dokpri

Sementara itu, Sabrina adalah seorang pengusaha muda yang mengandalkan media sosial untuk mempromosikan bisnisnya. Namun, dia menyadari bahwa terlalu banyak terlibat dalam platform-platform tersebut mengakibatkan stres dan kelelahan yang berlebihan.  Dia merindukan waktu untuk berkoneksi secara nyata dengan pelanggan dan rekan bisnisnya.

Merasa tertekan oleh dampak negatif media sosial dalam kehidupan mereka, Amir, Jaya, Nanda, dan Sabrina memutuskan untuk melakukan puasa media sosial bersama-sama. Mereka menyepakati untuk tidak menggunakan platform-platform tersebut selama sebulan penuh. Harapan bahwa ini akan memberi mereka kesempatan untuk meresapi kehidupan di luar layar. Mereka menjalankan ibadah puasa dengan totalitas. Endingnya sukses, puasa, sukses, tadarus, sukses zakat fitrah dan sukses iktikafnya.

Selama bulan tersebut, mereka menemukan bahwa puasa media sosial memberi mereka ruang untuk merasakan kebahagiaan yang lebih autentik. Koneksi yang lebih mendalam dengan orang-orang di sekitar mereka. Mereka akan lebih banyak waktu untuk mengejar minat dan hobi mereka yang sebenarnya. Mereka juga menemukan dukungan satu sama lain melalui proses tersebut. Persahabatan mereka membuktikan bahwa kebersamaan adalah kunci untuk mengatasi tantangan ketergantungan media sosial. Dengan demikian, puasa media sosial tidak hanya membawa perubahan individu, tetapi juga mengukuhkan ikatan persahabatan mereka.

Setelah sebulan berlalu, Amir, Jaya, Nanda, dan Sabrina merasa lebih bugar secara mental dan emosional. Mereka menyadari betapa besar pengaruh media sosial terhadap kehidupan mereka sebelumnya, dan bagaimana puasa tersebut telah membantu mereka mendapatkan kembali kendali atas waktu dan perhatian mereka.

Amir menemukan bahwa fokusnya meningkat secara signifikan setelah mengurangi gangguan media sosial. Dia menjadi lebih produktif di tempat kerja. Amir mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan lebih efisien tanpa terganggu oleh notifikasi dan perbandingan tidak sehat.

Jaya menemukan kembali kepercayaan dirinya dalam seni setelah tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial. Tanpa tekanan untuk mendapatkan persetujuan dari orang lain. Dia bisa mengeksplorasi kreativitasnya dengan lebih bebas. Harapannya menghasilkan karya-karya yang lebih otentik dan memuaskan baginya.

Nanda menemukan bahwa kinerjanya di lapangan meningkat secara signifikan. Ini terjadi setelah mengurangi gangguan media sosial. Dengan lebih fokus pada latihan dan istirahat yang tepat, dia bisa mencapai hasil yang lebih baik dalam kompetisi dan merasa lebih segar secara fisik dan mental.

Sabrina menemukan bahwa dengan mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial, dia memiliki lebih banyak energi dan waktu untuk berinvestasi. Dia dapat berinteraksi secara lebih langsung dengan pelanggan dan rekan bisnisnya. Akibat dari hal tersebut dapat meningkatkan hubungan mereka dan membantu pertumbuhan bisnisnya.

Setelah pengalaman puasa media sosial ini, Amir, Jaya, Nanda, dan Sabrina memutuskan untuk tetap mempertahankan kebiasaan sehat mereka dalam menggunakan media sosial. Mereka menyadari bahwa platform-platform tersebut dapat menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan bijaksana. Namun mereka memahami pentingnya menetapkan batasan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup mereka. Dengan demikian, mereka bergerak maju dengan lebih sadar dan berdaya dalam interaksi mereka dengan dunia digital.

Setiap bulan, mereka mengadakan pertemuan rutin untuk saling mendukung dan memotivasi satu sama lain. Dari sinilah mereka dapat menjaga keseimbangan penggunaan media sosial. Mereka juga membagikan pengalaman mereka dengan orang lain, menginspirasi banyak orang di sekitar mereka untuk mengadopsi praktik yang serupa.

Seiring berjalannya waktu, Amir, Jaya, Nanda, dan Sabrina menyadari bahwa keputusan untuk melakukan puasa media sosial telah membawa dampak yang jauh lebih besar daripada yang mereka perkirakan. Mereka tidak hanya menemukan keseimbangan dalam hidup digital mereka, tetapi juga merasakan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun