Mohon tunggu...
Pena Ciampea
Pena Ciampea Mohon Tunggu... Team Penulis Pena Ciampea

Membahas topik terkini dan terhangat, serta bagaimana pandangan Islam tentang hal itu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hanya Berharap Kepada Allah

18 Mei 2025   06:17 Diperbarui: 18 Mei 2025   06:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada masa di mana hati lelah, bukan karena beratnya beban, tapi karena terlalu berharap pada manusia. Memberi sepenuh hati, namun tak dihargai. Berbuat baik, namun dibalas curiga. Mengulurkan tangan, namun dibalas dingin. Saat itu, seharusnya belajar... bahwa menggantungkan harapan pada selain Allah hanya akan melukai diri sendiri.

Allah berfirman:

"Dan di antara manusia ada orang yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (yang mereka cintai) seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat mencintai Allah." (QS. Al-Baqarah: 165)

Ketika kecewa karena manusia, secara naluriah hati mengadu. Bukan karena tak ikhlas memberi, tapi karena diam-diam berharap mereka mengerti. Dan itu salah. Karena ternyata, ikhlas yang sejati adalah ketika semua kebaikan dilakukan hanya untuk Allah, tanpa peduli siapa yang tahu, tanpa berharap balasan, ucapan terima kasih, apalagi pujian.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa yang mencari ridha Allah meski manusia tidak ridha, maka Allah akan meridhainya dan menjadikan manusia juga ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridha manusia namun Allah murka, maka Allah murka kepadanya dan menjadikan manusia juga murka kepadanya."( HR. Ibnu Hibban, disahihkan oleh al-Albani)

Aku sadar, selama ini aku terlalu sering menakar cinta dan perhatian manusia, lupa bahwa ridha Allah lebih utama dari segalanya. Manusia bisa berbalik, bisa lupa, bisa mencela setelah memuji. Tapi Allah? Ia Maha Mengetahui isi hati, Maha Menghargai setiap amal meski tersembunyi, Maha Adil dalam membalas.

Sejak itu aku berusaha membenahi niat. Meluruskan langkah. Meninggalkan ekspektasi pada manusia dan menggantinya dengan satu tujuan: mencari ridha Allah semata.

Bukan lagi ingin dikenal, cukup Allah yang tahu. Bukan lagi ingin dihargai, cukup Allah yang menilai. Karena di akhirat kelak, yang ditimbang bukan pujian orang, tapi keikhlasan dalam beramal.

> "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian."
(HR. Muslim)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun