Mohon tunggu...
HM Noeh
HM Noeh Mohon Tunggu... -

Saat ini berdomisili di Jakata setelah 17 tahun bertugas di daerah. Hobi membaca dan nge-blog adalah hobi terbaru saya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Presiden Baru? Tanya SBY

15 Mei 2014   18:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Judul diatas adalah cerminan logis dari konstelasi politik domestik yang berkembang dalam sepekan terakhir sehubungan dengan rencana pemilihan Presiden RI mendatang.

Publik mungkin berkesimpulan hanya ada dua calon Presiden yakni Jokowi dan Prabowo bersama wapresnya yang bertarung nanti sebagai kontestan. Kesimpulan itu beralasan sebagai akibat efek dari pemberitaan pers yang membentuk pendapat umum publik.

Namun sesungguhnya dibawa permukaan saat ini diam-diam tengah terjadi "permufakatan politik" menuju pembentukan koalisi baru yang digagas Partai Demokrat pimpinan SBY. Bukan mustahil akan memunculkan kandidat Presiden ketiga. Kunci dari "political game" ini ditangan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI sekarang.

"He is the real king maker" tulis Harian Sydney Morning Herald, Australia, pekan lalu.

Karena politik itu bukan matematika maka segala kemungkinan bisa terjadi, apalagi ini terjadi di Indonesia yang pemilunya kali ini penuh rekayasa dan ketidak jujuran.

Hasil Pemilu juga tidak memunculkan single mayority dan karena itu semua kontestan diperhitungkan dalam mengatur kekuasaan negara.

Menurut teori politik, suatu pemilu yang menghasilkan kekuatan imbang antar kontestan, "pemenang" sesungguhnya yang setting kekuasaan kedepan adalah parpol penguasa.

Semua parpol saat ini mafhum akan political game tersebut. Disinilah kelebihan SBY dalam menata dan mengendalikan politik kekuasaan dan bagaimana melakukan settingannya.

Beberapa pengamat politik malah berkesimpulan SBY tengah mempertontonkan seni cara "main politik dua kaki" artinya dia main di kubu Jokowi dan di kubu Prabowo. Di Dua kubu itu dia tanamkan pengaruh dan agentnya. Siapapun yang terpilih nanti kepentingan SBY kedepan tidak terusik.

Sementara itu pembentukan Koalisi baru versi Partai Demokrat masih tetap dalam wacana. Tapi bukan mustahil wacana itu direalisir bila SBY memandang perlu misalnya memunculkan Sri Sultan Hamengkubuwono sebagai Capres alternatif untuk "memecah suara" dukungan Jokowi dan Prabowo khususnya di pulau Jawa.

Berpolitik itu sama juga dengan bermain judi, bandar judi selalu memetik manfaat. Semua analisa ini -sekali lagi didasarkan pada fakta- bahwa SBY saat ini adalah Presiden RI yang ditangannya ada kekuasaan politik, kepolisian, kejaksaan, TNI dan kekuasaan Badan Intelejen Negara. Ingat itu! (PD)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun