Mohon tunggu...
Petrus Canisius Sukresna
Petrus Canisius Sukresna Mohon Tunggu... Seniman - Freelancer/Digital Artist

Pengagum superhero

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Katolik Bukan Agama Warisan

24 Maret 2023   00:32 Diperbarui: 24 Maret 2023   00:34 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istilah "agama warisan" mulai populer di kalangan masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir. Tepatnya saat fenomena pindah agama mulai populer. Beberapa orang yang memberi apresiasi terhadap orang-orang yang berani meninggalkan agama lamanya karena alasan tertentu, lalu memilih agamanya yang baru, mulai memunculkan istilah "agama warisan".

Agama warisan atau agama yang dibawa oleh karena orangtuanya, ini adalah istilah yang digunakan oleh orang-orang untuk menyebut orang-orang yang memeluk agama bukan karena panggilan hati melainkan karena warisan dari orangtua. Sebagai contoh: Karena orangtuanya beragama A maka anak-anaknya juga beragama A.

Lantas bisakah fenomena ini disematkan pada para pemeluk agama Katolik?

Faktanya tidak, sebab agama Katolik bukan agama yang bisa diwariskan oleh karena keturunan atau garis darah dari orangtua. Seorang baru bisa disebut Katolik jika ia sekurang-kurangnya sudah dibaptis secara Katolik. Ini juga lah yang menjadikan alasan beberapa orangtua memilih membaptiskan anaknya saat mereka bayi. Berbeda dengan agama-agama lain, seorang yang terlahir dari orangtua Katolik, tetap harus dibaptis untuk menjadi Katolik. Seorang tidak bisa otomatis menjadi Katolik hanya karena orangtuanya Katolik.  

Seorang yang terlahir didalam keluarga Katolik, bisa dikatakan mereka beroleh kesempatan dan tawaran untuk menjadi Katolik. Dalam hal ini peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya secara Katolik menjadi kunci utama, agar anak-anaknya mau dan bersedia dibaptis secara Katolik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun