Mohon tunggu...
paulus londo
paulus londo Mohon Tunggu... -

Aku bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asmara Gelap di Tempat Kerja (11): Pada Dinda Kutemukan Cinta Putih

5 Januari 2012   17:13 Diperbarui: 3 November 2020   17:29 5242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta itu memang indah, mas Johan, jangan kotori ia dengan nafsu. Cinta tidak sombong, atau mementingkan diri sendiri. Ia akan menutupi segala kesalahan, cinta adalah pengorbanan dan pengorbanan kita mengendalikan nafsu jelas berakar pada cinta,” jawab Dinda. “Jadi tanpa kata pun, kita sudah dapat memahaminya, karena cinta berbicara dengan seribu satu bahasa, disaat mulut membisu,” kataku.

“Tapi cinta tanpa uang akan membawa kita sengsara,” kata Dinda seraya tersenyum. Ia tak akan mati, walau badan berkalang tanah. Love is crazy, but rational, cinta itu tidak materialistik,” tegas Dinda. 

Ketika kusinggung, kemungkinan hubungan kami, cepat atau lambat pasti bakal berakhir pahit karena adanya perbedaan yang tak dapat dipertemukan, Dinda justru berpendapat sebaliknya. 

“Mas Johan, cinta akan menyatukan dua dunia yang berbeda, karena itu tak mengenal perbedaan. Apabila kedua dunia itu bersatu, itulah yang disebut “magic of love.” 

Cinta itu jujur pada diri sendiri, dan ia selalu indah walau pun sering berakhir pahit. Cinta itu suci dan tak berkesudahan. Ia tak akan pudar, karena untuk mendapatkannya perlu waktu,” jelas Dinda.

“Tapi, rasanya tak mungkin kita bersatu, Dinda. Banyak faktor yang memisahkan kita. Dari usia, status, dan masih banyak lagi yang lain,” kataku sambil kusandarkan punggungnya ke dadaku. 

Sejenak Dinda terdiam, suasana hening terasa di dalam kamar hotel. Ku lihat, cairan bening menitik dimatanya. Jentungnya berdegup cepat. Dengan mulut bergetar Dinda berkata, kalau itu harus terjadi, kita harus menerimanya sebagai kenyataan.

“Cinta tidak bisa dipaksa untuk datang, melainkan akan hadir dengan sendirinya.Tapi bila ia telah hinggap tak satu pun yang mampu mengusirnya, hingga ia pergi dengan sendirinya. 

Sejatinya, aku juga merasakan hal yang sama. Sudah kuperkirakan, pada saatnya kita bakal berpisah, tak lama lagi aku akan pindah ke Jawa Tengah, kerja disana dan tinggal bersama kedua orang tuaku yang sudah sepuh,” kata Dinda. Tapi, yakinlah mas Johan, cinta kita yang rajut di kantor ini adalah cinta sejati, cinta suci, cinta putih, yang tidak akan ditemukan di tempat lain. 

Bila kau sedang jatuh cinta, kata Dinda, nyalakan lilin, pegang rosario dan berdoa. Mintalah apa yang kamu minta, karena pasti akan diberikan kepadamu. Cinta itu ada di dalam dirimu, karenanya tidak akan terjadi bila kita tidak lebih dahulu mencintai diri sendiri, ucap Dinda.

Diingatkannya,  cinta itu akan terwujud bila kita memberikan sesuatu, dan bila hal itu tidak diterima oleh seseorang,  janganlah marah, sebab kita telah mempunyai cinta, cinta tak bernoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun