Â
Melakukan hal-hal yang inovatif menjadi kerinduan murid kepada gurunya saat ini. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh guru untuk menanggapi kerinduan murid tersebut? Salah satu yang bisa dilakukan guru adalah dengan memanfaatkan banyak sumber belajar secara kreatif dan inovatif, mulai dari buku sumber, media digital, lingkungan sekitar sekolah seperti kebun sekolah, taman sekolah, dan sebagainya.
Di era pembelajaran deep learning saat ini, bila para guru dalam proses pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar pastilah respon murid-muridnya akan luar biasa, mereka lebih bersemangat dalam belajar dan pergi sekolah. Inilah guru inovatif dan kreatif  yang diharapkan menumbuhkan antusiasme belajar peserta didik di sekolah.
Selain dalam cara mengajar, guru inovatif di era  pembelajaran deep learning  saat ini  juga diharapkan paham konteks murid yang diajar sehinga meteri pelajaran dan cara mengajarnya menjadi lebih relevan dan mudah diterima. Cara lain yang bisa dilakukan guru supaya menjadi guru inovatif adalah dengan aktif menulis. Mengapa? Sebab dengan aktif menulis guru memiliki pengetahuan berdasarkan latar belakang keilmuannya serta memiliki keterampilan mengajarnya ke para murid. Guru paham kebutuhan murid-muridnya sehingga tentang konteks, kemampuan guru pun tidak diragukan. Tantangannya tentu ada, salah satunya adalah memadukan pengetahuan, keterampilan, pemahaman akan konteks dan kebutuhan murid, kemudian menuliskan itu dalam  bentuk  materi pelajaran, modul ajar, atau buku pelajaran.
Guru yang menulis adalah sebuah keniscayaan. Guru dan karya tulis bukanlah dua hal yang terpisahkan. Maka bukan hal yang sulit pula untuk menyatukannya. Saat ini, di era  pembelajaran deep learning, sebenarnya potensi sebagai penulis dalam diri para guru adalah mutiara berharga yang menunggu untuk ditemukan, disapa, diolah, dan dimanfaatkan. Sering kali mutiara itu tertimbun jauh di bawah, tak tampak karena kesibukan rutin para guru. Sementara para murid menantikan dengan rindu sumber belajar yang menarik dan inovatif dari para gurunya.
Hal lain yang bisa dipetik dari guru yang aktif menulis di era  pembelajaran deep learning saat ini adalah guru bisa memberikan nilai tambah pada setiap materi, yakni kedalaman refleksi dan aksi sebagai perwujudan nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Saat ini guru juga dihadapkan pada dinamika pembelajaran yang mengedepankan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Apakah pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru sudah mengajak peserta didik terampil ber-higher order thinking skills, atau baru pada tahap middle, atau jangan-jangan masih low? Hal inilah yang menjadi tantangan bagi guru. Para guru diharapkan untuk selau meningkatkan kompetensinya dengan aktif menulis, terutama dalam kegiatan menulis modul ajar, bahan ajar, maupun buku pelajaran.
Dalam menulis modul ajar, bahan ajar, dan buku pelejaran serta yang lebih penting dalam proses pembelajaran di dalam kelas, para guru perlu meningkatkan keterampilan menggunakan kontesk keseharian anak dengan bahasa visual yang lebih menarik, baik dalam kegiatan, soal, maupun penugasan. Juga cara memilah dan memilih informasi, menghubungkan informasi-informasi yang berbeda, menggunakan informasi untuk memecahkan masalah, serta menguji ide dan informasi secara kritis. Dengan demikian para murid tidak sekadar mengetahui ataupun memahami, tetapi juga mampu mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, sampai pada tahap mengkreasi. Bukan hal yang mudah saat harus mengimplementasikannya dalam tulisan. Namun, hasil pastilah tidak pernah mengkhianatiÂ
kerja keras. Para guru dengan segala dinamikannya dalam proses belajar mengajar di kelas bersama para murid hendaknya selalu memasukkan keterampilan HOTS pada beberapa bagian pembelajaran, sehingga murid lebih aktif dan kritis. Hal menarik lainnya yang bisa dilakukan oleh guru yaitu selalu mengasah kreativitas dan inovasinya. Setiap aktivitas dalam menulis modul ajar, bahan ajar, dan buku pelajaran serta dalam setiap aktivitas pembelajaran di dalam kelas hendaknya disesuaikan dengan konteks tempat para murid berada.
Guru inovatif adalah guru yang terbuka pada berbagai sumber belajar. Juga harus banyak membaca, kemudian memaknai dan merangkai ulang dalam bahasa yang mudah dipahami. Menarasikan ulang adalah keterampilan yang perlu dibiasakan. Dalam menulis, banyak sumber referensi yang menjadi rujukan pustaka sama sekali tidak dilarang, asalkan selalu menyebutkan sumbernya. Saat ini banyak sekali referensi atau sumber pustaka, jadi untuk memulai kegiatan menulis, para guru tidak perlu berkecil hati. Namun dalam menulis yang lebih penting adalah merangkai tulisan dari berbagai sumber menjadi narasi yang bernas, utuh, dan mudah dipahami, serta menguatkan konsep atau materi yang menjadi topik utama pembelajaran.
Para guru adalah pahlawan super bagi para murid. Laiknya pahlawan super, guru pun memiliki kekuatan super yang harus selau diasah dan dimanfaatkan. Salah satunya adalah kemauan dan kemampuan menulis yang selalu diolah hingga terwujud dalan tulisan-tulisan kreatif, kontekstual, serta sesuai kebutuhan para murid. Semoga.
Penulis: Paulus Budi Winarto Guru SMP Pendowo Ngablak
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI