Mohon tunggu...
Paulus Aditya Christianto
Paulus Aditya Christianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - fresh graduate

Hobi mengamati fenomena sosial-politik baik nasional ataupun internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Krisis Imigran di Eropa: Generosity or Too Generous?

3 Mei 2021   15:38 Diperbarui: 4 Mei 2021   10:48 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.nyclu.org/

Berdasarkan contoh diagram diatas diambil dari sampel sensus penduduk tahun 2018 menunjukan angka penduduk usia 50 tahun keatas jauh lebih besar dibanding dengan angka penduduk muda.

Hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi khususnya industri di Eropa jika sewaktu-waktu anga penduduk usia 50 tahun ini menginjak usia pensiun, hingga menyebabkan pension crisis serta fiscal imbalance karena sistem dana pensiun di sebagian besar negara UE menerapkan prinsip solidaritas antarkelompok pekerja dan pensiun dan bukan pada akumulasi. 

Artinya, setiap potongan dana pensiun dari pekerja sesungguhnya didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi kelompok pensiun. Maka dari itu jika angkatan kerja rendah maka negara tidak mampu menyokong kesinambungan sistem dana pensiun. 

***

Dari program imigrasi ini tentunya membawa perubahan yang positif dari segi sumber daya manusia dan juga ekonomi dengan bertambahnya tenaga ahli yang dibutuhkan seperti imigran India yang yang sebagaian besar dikenal sebagai ahli IT.

 Adanya imigran di Eropa juga memberikan dampak positif dari segi budaya, di mana Eropa yang dikenal dengan masyarakatnya yang homogen dapat berbaur dengan masyarakat dari latar belakang budaya lainnya sehingga membentuk masyarakat multikultur.

***

Berdasarkan dampat positif diatas juga tidak luput dari dampak negatif yang diterima. Dari segi bertambahnya tenaga ahli, tentunya akan diikuti dengan tingginya persaingan antara job seekers, sehingga dapat menimbulkan konfliK horizontal antara imigran dengan penduduk setempat. 

Budaya juga selain dampak positif yang ditawarkan juga membawa dampak negatif, di mana budaya individual masyarakat EU yang kental akan bertabrakan dengan budaya kolektif yang dibawa oleh imigran asal Afrika, Timur Tengah atau Asia Timur pada umumnya, sehingga tidak jarang ada imigran yang menolak berintegrasi dengan penduduk lokal dari segi sosial budaya. 

Gagap bahasa dan rendahnya pendidikan dari negara asal juga menjadi masalah yang cukup penting bagi sebagian besar imigran di EU, sehingga tidak jarang dari mereka yang menganggur serta penghasilannya yang hanya mengandalkan dari jaminan sosial. 

Banyaknya angka pengangguran dari kalangan imigran tentunya dapat meningkatkan angka kriminalitas, sebagai contoh maraknya kasus pemerkosaan, dan pemerasan di Jerman dan Swedia oleh Imigran dengan latar belakang korban penduduk lokal ataupun sesama imigran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun