Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kotaku Beku

26 Maret 2020   19:12 Diperbarui: 26 Maret 2020   19:12 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

KOTAKU BEKU

Pada bubungan Monas

Purwah bungkam

Memandang kotaku yang beku

Pada gedung

Pada jalan

Pada mall.

Keriuhan telah disulap

Lalu berpadu pada rasa:

Takut,

Gelisah, dan

Panik akan Covid-19.

Pada bubungan Monas

Purwah bergumam,

"Kepergianku takkan berbekas;

Takkan mampu mengajari kota ini

Welas asih dan disiplin diri."

"Lihatlah,

Pengorbananku dibaluti

Canda tawa,

Kesombongan, dan egoisme.

Mestinya kepergianku

Menjadi bara dalam dada

Untuk pertebal iman,

Mengasah akhlak, dan

Menyatukan hati dalam derap

Merah Putih."

Pada bubungan Monas

Purwah bungkam.

Kotaku! Ah, kotaku!

(Karya: Paul Tukan, Cakung, 25/3/2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun