Mbak Yenny Wahid Menasihati Mbak Puan dan Ibu Mega
Menjelang 24 atmosfer politik Indonesia menggeliat. Tensi dan suhu mulai meningkat. Saling kunjung, saling klaim, dan saling tuding bin sindir menambah aroma pilpres sudah dekat. Politikus A mengunjungi politikus B, membicarakan si C layak jadi usungan koalisi mereka.
Eh tiba-tiba si B melakukan lawatan si D dan mengatakan E sangat potensial. Berbagai berita dan pembicaraan yang tidak akan jelas ujung pangkalnya asyik untuk bahan ulikan dan ngobrol sambil ngupi.
Hari hari ini  media sedang demen memberitakan Paloh, Puan, Megawati, dan nasib Ganjar ke depan. Melupakan Anies Baswedan yang makin keteteran dalam hasil-hasil survey. Mentok karena memang tidak lagi punya hal yang bisa menjual dan layak jual. Sensasi basi yang diulang-ulang. Pemberitaan yang ada hanya klaim dan kesalahan bayar. Fatal.
Beberapa  pemberitaan asyik  untuk dikupas. Kali ini Puan dan Mega dulu.  Lebih mengasyikan ketika Mbak Yenny Wahid ikut angkat bicara. Yang hasil surveynya gak ngangkat, jangan maksa ikut pilpres. Sebenarnya banyak nama, ada AHY, Puan, Imin, dan banyak lagi. Penggembira, tapi punya partai dan massa yang tidak cukup signifikan. Puan memang menang di sana.
Kekuatan Puan.
Satu, satu-satunya yang kakek, ibunya itu presiden. Tidak ada  rekam jejak sekaya Puan untuk hal ini. Ahy lewat, apalagi Ganjar, Anies, atau Jokowi sekalipun. Ini kekuatan utama dan yang paling menjual. Ada nama Sukarno tersemat di sana.
Dua. Memiliki partai yang sangat fanatis, kandang mereka ada di daerah-daerah gemuk yang sangat potensial menyumbang suara. Kekuatan yang  tidak main-main dan sangat  menjanjikan.
Tiga, pengalaman di eksekutif dan legeslatif. Usai Menko menjabat  ketua DPR RI. Tidak perlu bicara capaian dan prestasi. Pengalaman dan sejarah menjadi ketua dewan perempuan pertama.
Empat. PDI-P partai pemenang pemilu dan presiden dua kali berturut-turut. Sebelum ini pun mereka sudah pernah memang pemilu dan jelas memiliki kader dan pengurus yang militan dan tahan banting. Ini terbukti mereka konsisten ketika menjadi oposan selama pemerintahan SBY. Tidak banyak partai bisa tahan dan konsisten seperti ini. Habit baik dimiliki Puan dan pendukungnya.