Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Natalius Pigai Jenius, Ganjar Berkibar

10 Oktober 2021   09:52 Diperbarui: 10 Oktober 2021   09:54 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Natalius Pigai Jenius, Ganjar Berkibar

Survey terbaru nama Ganjar makin berkibar. Nama ini akan makin melejit karena banyak momen krusial yang justru membuatnya makin naik. Kejeniusan Natalius Pigai menyoal keberadaan Ganjar dan Jokowi ke Papua malah makin mengerek namanya. Perdebatan ini masih akan panjang, karena kedua kubu masih ngotot untuk membawa ke ranah hukum

Ganjar sih tidak akan ribet dengan pernyataan. Toh ada relawan dan banyak pihak yang tentu saja menggunakan kesempatan ini untuk menjadikan Ganjar sebagai bahan pembicaraan. Hal yang wajar dalam hal politik. Permainan, strategi, dan apapun dilakukan demi  mendapatkan simpati, empati, dan ujungnya adalah pilihan tetap dalam pemilihan.

Penempatan nama Ganjar dan Jokowi secara sejajar, ini sebuah keputusan besar maknanya bagi pemain politik. Ganjar sudah setara dengan Jokowi. Ini penting, bagaimana banyak nama dan banyak pihak sudah kampanye, eh Gubernur Jawa Tengah ini malah sudah disejajarkan begitu saja. Masalah bingkai atau frame secara umum tidak positif, itu bukan masalah.

Pilihan yang sangat tepat, bukan menurunkan Jokowi, namun menaikan sangat tinggi posisi Ganjar. Toh ia sekelas Gubernur Jawa Tengah, bukan DKI yang memang setaraf menteri. Mengatrol cukup banyak, dengan embel-embel pembicaraan terus menerus lagi.

Apa sih yang sudah dirampok Ganjar? Ini soal yang tidak lagi menjadi penting. Yang utama adalah nama Ganjar terus dibicarakan, bukan dalam konteks yang buruk. Tidak menganut politik cemar asal tenar.

Jeniusnya Natalius Pigai lagi adalah, ini bukan inisiatif Ganjar secara faktual di depan mata. Entah jika di balik layar. Berbeda dengan kompetitor lain yang memang sudah sangat ngebet, selalu menciptakan panggung, yang berujung bullyan, paradigma pokok menjadi pembicaraan, meski buruk sekalipun tidak menjadi soal.

Tarik menarik, saling lapor, antara Natalius Pigai dan pihak yang proGanjar itu jelas berdampak bagus bagi "kampanye" kubu pendukung Ganjar. Ada momen tercipta tanpa susah-susah, bagus, nasional lagi skalanya. Seperti mendapatkan durian runtuh.

Pernyataan yang dilontarkan Natalius Pigai membawa dampak sangat signifikan. Bagaimana orang-orang Papua, berbagai kelompok mendatangi Ganjar dan menjadikannya idola baru. Ini adalah embrio pemilih yang cukup penting.

Keberadaan Papua itu secara politis tidak banyak orang pilih. Suaranya relatif  kecil. Orang-orang politik, biasa berkutat di Jawa, Barat, Tengah, Timur, Sumatera Selatan dan Utara, Sulawesi Selatan, lumbung-lumbung suara yang sangat besar.

Memegang Papua itu adalah perhatian, bukan semata memenangkan pemilu. Betapa lama Papua menjadi seolah anak pungut. Padahal mereka banyak memberikan kepada Republik Indonesia. Malah perhatian saja sangat lemah. Pemimpin yang memberikan hati dan Papua juga menerima dengan terbuka itu menjadi penting.

Sorotan dunia internasional atas Papua itu jangan naif dan menilai sebagai sebuah ketulusan. Tidak ada, mereka penuh dengan kepentingan. Jangan lupa, berapa lama Barat, terutama Amerika memeras bumi Cenderawasih, toh juga bersama elit Jakarta yang tamak dan rakus. Apa yang dilakukan untuk Papua? Minim.

Kesempatan itu baik dan penting hadir. Ada Jokowi dan penerus baik yang sudah diterima dengan sangat terbuka oleh mereka. Jangan sampai malah kembali model masa lalu, di mana eksplorasi tanpa mau memberikan imbal balik yang setimpal.

SJW banyak bernarasi, orang Papua tidak mau atau makan jalan yang bagus. Itu semata karena kalau masyarakat sejaahtera, cerdas, dan bisa berpikir kritis, mereka tidak bisa lagi mengadali atas nama rakyat Papua.

Begini saja, perlu dibalik, apa sih yang sudah dilakukan Veronica Koman atau Wenda untuk Papua? Mereka hidup di mana? Sesederhana itu kog. Apakah mereka pernah merasakan jalan kaki berhari-hari untuk mendapatkan akses lebih terbuka? Siapa di balik mereka, ya di mana mereka hidup. kalau mereka hidup di Papua okelah bisa sedikit dipercaya.

Papua itu kaya raya, maka banyak yang mengatakan perhatian, penuh simpati atas nama HAM, tapi  ke mana mereka yang mengaku pembela itu ketika rakyat Papua kesulitan akses kesehatan, pendidikan, dan juga bahan pangan.

Jangan mengatakan bersama rakyat Papua sedang mereka sendiri jauh dari bumi dan air Papua. Hidup mewah di negara yang sangat jauh dari Papua.

Apa yang dilakukan Natalius Pigai ini sebenarnya jangan malah membuat kubu pendukung Ganjar marah dan membully dengan kata-kata tidak elok. Lha malah makin berkibar nama Ganjar. Kesempatan bagus yang datang tidak terduga. Seperti mendapatkan durian runtuh di depan mata. Hal yang justru bagus, kog malah dibully.

Citra Jokowi yang juga diikuti Ganjar itu kalem beneran, bukan settingan, nah itu juga harus diikuti oleh para pendukungnya. Tidak malah menjadi bar-bar dan arogan. Merasa pasti benar dan lebih baik. Jika demikian apa bedanya dengan yang lain-lain.

Saatnya belajar demokrasi yang bermartabat, bukan semata ujaran dan klaim semata. Bagaimana perbedaan itu disikapi dengan kepala dingin. Berbeda itu boleh dan sah-sah saja. Jangan kemudian malah adu otot dan menjadi bermusuhan.

Menyenangkan semua pihak, semua harus sama jelas itu mengingkari esensi demokrasi. Mengaku demokrat namun sikapnya feodal. Senggol bacok, dan mengumpat. Bagaimana mengaku bangsa besar jika dikit-dikit hujat yang menjadi andalan.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun