Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Marahin Maling, Risma!

13 September 2021   17:59 Diperbarui: 13 September 2021   18:46 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eh malah aneh, ketika ada pekerja seperti Ahok, dimasukan bui dengan berbagai-bagai rekayasa. Mulut lemes Ahok menjadi sarana menghentikan reputasinya yang tidak kenal takut. Apakah karena Ahok Kristen dan China? Bukan. Sama sekali tidak, karena ia tidak mau kompromi. Titik.

Jokowi, berapa kali saja setahun ini, baru masuk sembilan bulan, teriakan Jokowi turun, Jokowi saatnya diganti, Jokowi tidak becus dan sebagainya. Pernahkah terdengar itu  ketika SBY berkuasa, sedangkan hasilnya juga sama-sama tahu. Ada apa?  Aneh, ketika para pekerja malah dihabisi oleh kelompok malas namun tamak minta ampun.

Kini, Risma mengalami hal yang sama. Mengapa ada Yuliari kemarin berujung bui tidak ada yang teriak ganti, mundur, dan tidak becus bekerja? Sebelum ditangkap KPK. Mana suara-suara yang meneriaki Risma ini waktu itu?

Lucu ya, aneh, dan ajaib. Bagaimana bisa orang bekerja dengan baik malah dipersalah-salahkan, orang yang tidak mau bekerja, tidak bisa bekerja, dan malah cenderung mengganggu pekerja malah enak-enakan. Bisa terbahak, bermewah-mewah, dan malah menjadi duta usai dipenjara atau diusut polisi.

Jika benar gerakan Risma ganti ini menggelembung makin besar, sudah makin parah. Percuma menjadi pekerja keras, cerdas, dan mendapatkan penghargaan di negeri ini. Enakkan yang tidak ngapa-ngapain malah mulus sampai  periode berakhir.

Memperpanjang daftar ngaco duta-dutaan.  Terbaru jelas wacana mantan maling berdasi mau dijadikan duta antimaling. Predator anak masuk tivi untuk melakukan edukasi bahaya predator anak. Memangnya negara ini kekurangan orang baik dan waras?

Peran agama sebatas ritual, hapal, dan label fisik, namun abai soal yang esensial dan mendasar, yaitu malu berbuat jahat.  Malah kadang ayat suci disitir demi membenarkan perilaku jahat. Ini miris, pilu sebenarnya. Namun  seolah dianggap biasa. Malah bersorak seolah gembira. Ketika ada yang meluruskan dituding menghujat.

Negara ini sangat besar, sayangnya dikelola orang sakit dan dominasi yang tidak lurus cara berpikirnya. Lebih ngeri lagi mereka ini mendapatkan panggung dan memperoleh dukungan khalayak yang memang logikanya tidak jalan.

Pinjam bahasa Pak Beye, Prihatin. Apakah mau terus seperti ini? Logika bolak-balik itu terus terjadi?

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun