Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Klaim Demokrat Sesat?

9 Februari 2021   08:04 Diperbarui: 9 Februari 2021   08:13 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggiringan opini yang diarahkan sesuai dengan keinginan mereka. Merugikan pihak lain sangat mungkin. Di sinilah menjadi persoalan yang perlu disikapi dengan lebih baik.

Pihak pemerintah, melalui Pratigno menyatakan tidak perlu membalas persoalan internal partai itu. benar bahwa  pihaknya sudah menerima surat kepada Presiden Jokowi tersebut. Pertimbangan bahwa itu adalah persoalan internal, tidak patut ikut menanggapi.

Jangan salah, begitu merespons, akan dikatakan Jokowi intervensi partai. Malah jauh lebih ngaco lagi yang terjadi. Jokowi bisa dikendalikan AHY, presiden kalah sama ketua partai dan sejenisnya.

Jokowi tidak senaif itu juga. Hal yang kadang dilupakan pihak-pihak yang mau melemahkan pemerintahan. Berkali ulang sudah dicoba dan tetap  bisa berjalan kog, artinya ada tim yang baik dan juga Semesta menyertai.

Mengapa Andi Arief bersikap demikian?

Jelas ia sebagai ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai harus membuat keadaan Demokrat tetap di atas angin. Pembicaraan terus menerus, meskipun kadang buruk yang lebih kuat. Kadung basah, sudah tidak bisa ditarik lagi. Melaju ke depan dengan bukaan kudeta yang sudah dinyatakan.

Ia paham, Jokowi tidak akan mempersoalkan apa yang orang katakan. Tidak akan ada konferensi pers dan baper menghadapi hanya sebuah klaim ngaco. Apa yang mungkin tidak demikian adanya itu adalah,

Moeldoko sudah mengatakan itu persoalan pribadinya, tidak usah  dikit-dikit Jokowi dan istana. Respon cepat yang tidak biasanya demikian. Jokowi mendapatkan serangan lebih gede saja diam, apalagi hanya demikian.

Pernyataan Pratigno menguatkan itu. Sudah semakin jelas. Presiden juga tidak cukup memiliki kepentingan dengan mendongkel AHY. Mosok mau memasukan Gibran, kan tidak lucu.

Persoalan intern partai semakin jelas terbuka lebar. AHY membuka kedok sendiri dengan narasi kudeta. Lihat saja bagaimana reaksi dari para pendiri, para kader, dan mantan kader yang cenderung membenarkan bahwa ini soal kepemimpinan.

Yang terlibat, sudah mengaku, yang dituding, dan yang menuding sama-sama Demokrat. Moeldoko sangat mungkin mendapatkan durian runtuh jika demikian.  Membawa persoalan sendiri ke luar  itu, sama halnya cek-cok di dalam keluarga dan curhat pada pihak lain. Awalnya nyaman dan kemudian cerai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun