Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI Tanpa Amien Rais Terasa Hambar

5 Agustus 2020   19:27 Diperbarui: 5 Agustus 2020   19:25 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KAMI Tanpa Amien Rais Terasa Hambar

Beberapa hari ini sedang ramai pembicaraan mengenai KAMI. Biasa pro dan kontra di media sosial. Satu sisi mengapresiasi dengan dasarnya. Pun lucu-lucuan dan penolakan dengan landasan yang identik pula. Lagi-lagi sih mau melanggengkan dua kutup yang tidak bisa menyatu usai pilpres 14 dan pilkada DKI.

Padahal sosok sentral yang mewakili yaitu Prabowo sudah dalam kubu yang sama. Toh malah banyak pihak yang dulu ada di dalam kubu Jokowi kemudian melompat seolah lebih oposan dari oposan. Yah kalau ada yang mengatakan barisan sakit hati ya wajar. Wajar juga jika mereka mengatakan atau mengaku kelompok yang mau menyelamatkan bangsa.

Inilah konsekuensi demokrasi. Berisik dan ribet, ya iya namanya juga masih latihan. Ketika yan merasa lebih mampu ternyata tidak terpilih, sikap legawa dan tahu diri masih belum menjadi bagian utuh atas demokrasi. Ketika hanya semata klaim pribadi, atau mengaku tidak mau kalah, ya sudah, ribet. Anak-anak kalah main gundu dan membawa lari semua kelereng ini namanya.

Demokrasi bukan semata bebasa berkata-kata, berpendapat, berserikat, namun juga taat azas, usai pemilu ya selesai dan menunggu lima tahun lagi. Tidak kemudian mau mengganti setiap saat dengan berbagai dalih dan menciptakan alasan sendiri.  Mirisnya kadang juga mereka enggan ikut pemilu, kalah suara, kalah kemampuan, tetapi masih saja merasa jagoan dan katanya didukung mayoritas masyarakat. Ya buktikan.

KAMI ini kebanyakan atau bahkan seluruhnya berisi orang  yang biasa menjadi oposan. Dua istilah yang ada, nyinyir atau kritik. Terserah mau memilih yang mana. Satu yang pasti mereka selalu tidak setuju apapun keputusan pemerintah, dan tidak pernah memberikan sebentuk solusi atau minimal gagasan yang lebih baik.

Kata kuncinya apapun kata pemerintah akan diambil sisi sebaliknya. Selalu, tidak pernah tidak. Salah pun akan ngeles, bukan memperbaiki. Cek sendiri dari masing-masing orang yang ada di sana demikian.

Nah jika term, atau tesis yang menyamakan mereka adalah berseberangan dengan pemerintah, ada satu tokoh paling legendaris di posisi itu yang tidak ada, bernama Amien Rais.  Salah satu elit KAMI mengatakan, kalau pemikiran, dan kejiwaan Amien Rais memang sama. Komunikasi ada, dukungan pun demikian, namun kondisi internal yang membuat Amien tidak hadir. Menyoal pembentukan partai baru tentunya.

Ada beberapa hal yang cukup menarik, mengapa Amien Rais tidak ada;

Pertama, ini, KAMI, jauh lebih identik dengan mainan Orde Baru. Ingat era 65, nama ini juga menjadi motor penggerak. Mosok Amien mau di dalam pergerakan yang identik dengan apa yang pernah ia kritisi dan menjadikannya tokoh besar ketika 98, bersama-sama menggulingkan dan menggiling rezim tiran itu.

Kedua, jika benar hanya karena pembentukan partai. Hal yang sangat memilukan. Sekelas Amien Rais tidak bisa hadir dalam panggung gede, hanya untuk urusan perencanaan partai. Sangat kecil   kemungkinan itu. Tidak mungkin bagi Amien Rais.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun