Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Didi Kempot, Pembelajaraan Viral, Politik, dan Kesadaran bagi AHY, dan Youtuber Ini

5 Mei 2020   13:04 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:03 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ferdian Paleka, tentu orientasinya ketika merancang pembuataan videonya untuk mendapatkan pengunjung yang tinggi. Ia memberikan bantuan sembako yang ternyata berupa sampah. Model ngeprank, membuat click bait, atau beda isi dengan judul atau kemasan seolah lumrah. Membuat kehebohan demi hits, klik, dan pengunjung.

Viral menjadi kata kunci, ketika menjadi urusan polisi ya itu beda kasus. Kadang orang abai akan sisi kepantasan, kepatutan, atau ini merugikan pihak lain atau tidak. Pokoknya menarik, heboh, dan akan menjanjikan hits yang besar, berkaitan dengan uang. Ramai berarti banyaknya uang yang akan diterima juga lebih gede.

Yo tidak salah, apalagi ketika raah itu masih abu-abu. Pro dan kontra adalah iklan gratis. Tapi apa iya mencari uang dengan modal dan model begitu?

Satu kesamaan viral dan politik adalah ketenaran, popularitas, dan kesempatan. Sangat mungkin bahwa itu hanya sekali, nah di sinilah kadang dan malah seharusnya kesadaran itu harus ada. Mengapa demikian?

Jangan sampai demi viral dan tenar secara politis malah melanggar hak orang lain. Mungkin itu secara hukum positif tidak ada pelanggaran hukum atau pasal dalam KUHP. Kembali soal kepantasan dan kepatutan.

Politik dan juga viral cemar asal tenar sering menjadi pilihan banyak politikus. Sayang, ketika perilaku pelaku politik model ini cenderung bukan proses dan prestasi. Potong kompas, mau cepat berhasil dan mendapatkan pengakuan. Panggung instan dan kilat.

Belajar dari Almarhum Didi Kempot

Perjalanan panjang karir dan perjuangan untuk menjadi seniman. Tidak kenal menyerah dari jalanan hingga panggung spektakuler. Tanya saja tahun 90-an atau 2000-an awal siapa kenal nama Didi Kempot. Namun jangan tanya sekarang. Tembangnya yang merakyat dan mewakili banyak rasa menjadikannya artis papan atas.

Proses, jatuh bangun, dan perjuangan tidak kenal lelah itu pembeda. Bapak dan kakaknya seniman juga dengan beda jalur. Toh mengupayakan dengan cara dan jati dirinya sendiri seperti apa yang hendak dicapai. Ini ada kesadaran. Apakah ia tahu akan menjadi tenar dan lagunya dinyanyikan bahkan oleh generasi yang berbeda? Bisa iya bisa tidak.

Satu yang pasti, bahwa ia tekuni itu, tanpa merengek atau merontak dan menlompati jalan yang harus ia lalui. Namanya juga cukup anteng dengan pemberitaan miring dengan gonta ganti pasangan atau narkoba. Padahal dua jenis itu biasanya menjadi pemicu dan pemacu ketenaran, viral, dan puncak segala capaian.

Viral, politik, itu jelas tidak salah. Baik-baik saja, jika tidak terlalu pesimis mengatakan sebagai sebuah kenetralan. Namun bagaimana mencapai dan mendapatkan itu adalah penting. Semua ada jalannya. Tidak ada yang sama itu menjadi penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun