Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Tantrum Lagi, Loloslah Jokowi dari Jebakan "Kudeta"?

11 April 2020   20:13 Diperbarui: 11 April 2020   20:17 6334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kejadian September.

Usai penetapan, belum juga satu tahun, toh dengan dasar RUU yang mau disahkan lagi-lagi demo. Intinya sih mau ikut pemerintahan dan yang lama enggan keluar. Toh narasi yang sama, Jokowi mundur.  Tekanan untuk masuk dalam kabinet atau jabatan lainnya sih fokusnya. Toh keadaan sangat panas juga.

Peran SBY hanya diam. Bisa saja mau ikut dan masih ngarep jadi tidak berbuat aneh-aneh.  Elit mereka juga tidak banyak ulah. Cukup menjadi anak manis.

Corona-19

Lantang sekali SBY, mulau dari AHY yang mengatakan Indonesia bisa porak poranda, SBY mengatakan koordinasi yang buruk, dan menelurkan lagi lagu. Tantrumnya jauh lebih tinggi, apalagi "pengendalinya" almarhumah Ibu Ani sudah tiada. Makinlah menjadi.

Semua juga paham seperti apa koordinasi, penanganan Pak Beye dalam banyak kasus. Mendiktekan gagasannya yang belum tentu sama dengan apa yang sedang dihadapi juga. Masalah penangkapan orang yang melakukan fitnahan, ujaran kebencian, berbeda dengan apa yang pemerintahan alami lalu-lalu. Beda era beda kondisi, jangan dipersama-samakan.

Kondisi Jokowi

Tentu bukan pemuja, tidak pula buzzer, tetapi setuju dengan pilihan sulit Jokowi. Sekian banyak orang hanya mencela tanpa mau tahu kesulitan Jokowi. Nah apakah kali ini akan juga bisa bertahan sebagaimana kasus-kasus yang lalu?

Prabowo dan Gerindra ada di dalam pemerintahan. Sedikit mengurangi beban kata-kata buruk sebagaimana yang lampau. Keberadaan Prabowo sebagai "rival" terkuat Jokowi dalam dua pilpres ada dalam kabinet mengurangi tekanan itu. Soal banyak elit Gerindra nyaring sumbangnya, tidak cukup signifikan.

Militer jelas solid di belakang pemerintah. Sejarah militer mengawal pemerintahan yang sah itu penting. Sekali melakukan kudeta, akan terulang dan menjadi penyakit yang sangat buruk. Sejarah tetap baik demikian adanya.

Terasa bahwa banyak upaya untuk menjatuhkan pemerintahan. Syukur bahwa banyak orang-orang baik, kompeten, dan nasionalis ada di dalam kabinet. Harapan untuk tetap baik adanya. Lucu saja 200 negara kena pandemi corona, hanya di sini yang ribut soal suksesi. Orangnya ya itu-itu saja sih sebenarnya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun