Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pemberantasan Korupsi dari Kejaksaan hingga Bank Swiss

16 Desember 2018   05:00 Diperbarui: 16 Desember 2018   11:18 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membangun ruangan khusus memangnya menggunakan jasa Bandung Bondowosa, sehingga hanya semalam usai sehingga petugas hingga kalapas tidak melihat. Hanya karena matanya tertutup uang semata.  Mengapa semua diam? Ya karena sudah kenyang suapan itu.

Hal yang selalu terulang, jual beli kamar dan fasilitas, tidak pernah diselesaikan dengan menyeluruh, ingat bagaimana hebohnya dulu ketika ada sidak ala Deni Indrayana. Atau adanya produksi sabu ala almarhum Freddy Budiman dkk. Penyelesaian masalah yang tidak pernah dilakukan.

Kasus Supersemar yang berjalan dua dasawarsa pun setali tiga uang.  Salah satu aset mereka, gedung Granadi, sejak November 2016 telah ada ketetapan hukum tetap, toh hingga hari ini tetap saja masih dipakai aktivitas seolah tidak ada masalah. Mengapa terjadi? Penegakan hukum yang lemah.

Lagi dan lagi, penegak hukum tidak berdaya karena uang dan kuatnya orang di belakangnya. Puluhan tahun yang merusak dengan terstruktur dan sistematis membuat banyak birokrasi telah dirancang untuk mengamankan kepentingan kroni terutama bisnis anak keturunan orang kuat ini.

Salah satu yang lain dan itu jauh lebih besar adalah soal simpanan di Bank Swiss. Dugaan pencucian uang dan hasil korupsi susah dipatahkan jika berbicara mengenai simpanan dan Bank Swiss. Para pelaku kejahatan ini tetap saja masih kaya, banyak jaringan dan rekan, dan tidak segan-segan untuk menyuap dan menutup akses pemerintah untuk sampai pada simpanan mereka.

Syukurlah bahwa ternyata Swiss mengadakan perubahan yang cukup signifikan, mereka mau berbagi data penyimpan dana di negaranya. Tahun 2019 akan menjadi momentum bagi fakta yang selama ini masih sebatas hitam di atas putih.

Keberanian dari presiden dengan elit kabinet saja tidak cukup. Mereka telah bekerja relatif pada rel yang jelas dan baik, hanya di jajaran lebih bawah masih kacau balau. Kerusakan cara kerja aparat masih pola lama yang sekian puluh tahun tidak pernah diperbaiki.

Reaksi yang malu karena merasa tidak berbuat apa-apa malah membuat serangan untuk   memperlemah pemerintah dengan berbagai cara dan upaya. Jelas serangan itu  makin kuat karena pretasi yang ditunjukkan oleh pemerintah yang bekerja keras.

Pemerintah terutama presiden telah melakukan banyak hal, namun tentu tidak mudah karena kepentingan politis yang masih kental dengan kubangan korupsi dan pola lama yang begitu-begitu saja. Hal ini jelas perlu banyak waktu untuk itu.

Serangan balik dari para koruptor dan banyak pihak yang merasa terganggu kepentingannya tentu akan makin kuat dengan adanya gerak cepat dan langkah tegas penegak hukum. Segala cara dan sarana akan digunakan untuk memperlemah pemerintahan.

Presiden bersama menteri-menteri berprestasi telah memberikan bukti yang tidak sekadar janji. Namun itu bisa menjadi bahan bagi pihak yang terusik. Berbagai isu selama ini jelas bermuara dari para pelaku korupsi yang masih kaya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun