Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gatot Nurmantyo dan SBY Jilid II

27 September 2017   06:28 Diperbarui: 27 September 2017   07:47 3838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gatot Nurmantyo dan SBY  Jilid II

Gerak langkah Panglima TNI, makin hari makin menampilkan sisi politis kepentingan. Beradu secara langsung dengan para senior dan kolega dengan lugas. Bagusnya tidak mengeluarkan jurus ngeles seperti pejabat biasanya. Mulai menyatakan soal dugaan makar yang ditindaklanjuti Polri dengan perkataan yang berseberangan hingga soal polemik senjata 5000 pucuk. Menhankam hingga menkopolhukam sampai tergopoh-gopoh untuk sekadar menepis adanya "perselisihan" elit penjaga negeri. Tidak heran, salah satu negarawan yang dimiliki bangsa ini, Bapak Try Sutrisno, di tengah kepungan politikus rakus, beliau menyatakan, semua sudah selesai.

Apakah mungkin menjadi SBY jilid II? Tanya yang menarik dan menggelitik. Apa yang diperlakukan presiden dan apa yang ia lakukan sangat menentukan langkah selanjutnya. Mau jadi apa dan seperti apa. Beberapa hal layak dilihat mengenai peluang menjadi mirip SBY II:

Pertama, Sikap Jokowi

Peran penting dan krusial bagiamana presiden menghadapi sikap panglima ini. Memensiunkan Jenderal Gatot dengan bijak. Bagaimana pun politik menjual derita masih sangat manjur dan mendapatkan posisi penting di dalam demokrasi Indonesia. Merasa diperlakukan tidak adil, kemudian menjual derita, dan memperoleh simpati di saat pemilihan. Hal ini yang dilakukan era lampau.  Tentu hal ini sudah menjadi pertimbangan kedua belah pihak, presiden berhitung situasi ini, demikian pun panglima memperhitungkan peluang yang menjanjikan tersebut.

Dukungan Partai

Pak Beye dan Pak Prabowo tahu dengan baik termasuk Pak Wiranto yang memerlukan dan pentingnya partai politik untuk bisa melangkah jauh dalam kiprah pemilu. Tidak heran akhirnya mereka bersusah payah untuk bisa mendirikan partai sebagai kendaraan pribadi. Pak Wiranto dan Pak Prabowo merasakan sakitnya dipecundangi Golkar di dua pemilihan. Menang konvensi namun partai ternyata mendukung yang lain. Pengalaman pahit yang dijadikan pelajaran berharga Pak Beye.  Tidak cukup waktu bagi panglima untuk mendirikan partai baru tentunya. Kecuali bisa "membajak" partai untuk menjadi "milik" dan solid mendukung sampai akhir.

Dukungan Selama ini

Apa yang disajikan selama ini ternyata belum menjanjikan untuk menjadikan bisa bersaing dengan Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Soal isu senjata ini beberapa pihak ternyata tidak sepaham, seperti dewan yang biasanya suka sensasi, kali ini malah cenderung berbeda sikap dan menilai itu usai. Polri jelas merasa tidak ada masalah, menkopolhukam dan menhankam juga bersikap yang sama. Berseberangan dengan panglima. Padahal kondisi ini tentu tidak seharusnya jika menjadi bahan bakar untuk berkontestasi di level elit pilpres mendatang.

Dukungan Militer

Sikapnya yang cukup arogan mengatakan siapa yang memiliki pasukan, membuat senior tentu tidak begitu respek. Padahal mereka yang memiliki suara. Tentu masih ada pilihan ke Pak Prabowo yang sudah jauh lebih lama mempersiapkan diri untuk pilpres apalagi sudah kedua kalinya. Memang Pak Gatot memiliki reputasi yang jauh lebih aman dari pada Pak Prabowo, dia tidak ada masalah yang menjadi beban dan membuat terjerat. Sampai hari ini hanya soal pernyataan dan belum ada aksi yang bisa dikaitkan dengan yang sangat merugikan. Termasuk korupsi atau kekerasan yang biasanya lekat pada militer. Apalagi Pangdam Siliwangi telah menyatakan yang berbeda soal "kewajiban" nonton film. Jenderal bintang dua ini tidak mewajibkan. Artinya ada yang tidak segaris dengan perintahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun