Musim hujan telah tiba, mendung setiap hari terus menyapaÂ
Rabas jatuh membasahi rintik rindu yang kutabung untukmuÂ
Sisa lipstik masih menempel di pinggir canggir kopi
Disini dingin, tapi tak sedingin kecupan sayang dari dari kedipan mataÂ
Makin malam, makin dingin
Makin menusuk tulang, mendebarkan jantungÂ
Kukira kau akan pulang ternyata kau malah datangÂ
Apa bedanya pulang dan datang? Bukankah semuanya makna hadir?Â
Tidak sayang, itu berbeda.Â
Pulang adalah rumahÂ
Datang hanyalah singgahÂ
Untuk apa bingung rumah dan singgah, hargai saja arti tanda hadirÂ
Ini mengerikan kedengarannyaÂ
Apalagi kau hadir setiap malam ketika mata ini mulai terpejam
Kukira kau sosok gaib yang sering disebut-sebut orang
Ternyata tidak, kau hanyalah kenangan yang pernah bercumbu menjauhi garis takdirÂ
Bogor, 20 Januari 2022
Salam,Â
Sri PatmiÂ