Mohon tunggu...
YR Passandre
YR Passandre Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

menulis membaca menikmati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Perempuan Menunggu Hujan

15 November 2020   16:57 Diperbarui: 12 Januari 2021   08:56 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan lekas aku melangkah. Tiba-tiba Wonijai, adik Kaijai, muncul secepat kilat dan menghadang langkahku. Aku menatap tajam wajahnya yang pucat. Jantungku berdebar keras.

"Kaka tewas!"  ucap Wonijai dengan bibir masih bergetar.

"Di mana?" tanyaku tak berdaya. Payung dan bunga anggrek lepas dari tanganku. 

"Di kebun sawit!"

Lalu pandanganku gelap gulita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun