Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dua Abad Eng An Kiong : Persaudaraan dalam Warisan Budaya

27 September 2025   18:24 Diperbarui: 27 September 2025   18:24 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ribuan kaos 200 tahun Eng An Kiong Malang dibagikan kepada seluruh peserta festival. Foto : Parlin Pakpahan.

Penutup yang Bermakna

Rangkaian acara akan ditutup pada Minggu, 28 September 2025, dengan prosesi pengembalian Kiemsin serta Closing Ceremony di KDS Ballroom. Penutupan ini menjadi simbol persatuan sekaligus penghormatan atas perjalanan panjang klenteng yang telah menjadi bagian dari sejarah Malang selama dua abad.

Ketika matahari semakin terik, saya pun berpamitan dari keramaian di sekitar klenteng. Dalam hati saya berharap agar cuaca tetap bersahabat hingga kirab budaya selesai. Namun lebih dari itu, saya merasa perayaan ini telah memberikan sebuah pelajaran berharga bahwa budaya, spiritualitas, dan persaudaraan dapat menyatu dalam satu ruang, menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan.

Refleksi

Perayaan 200 tahun Klenteng Eng An Kiong mengingatkan kita bahwa warisan budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan fondasi untuk membangun masa depan. Ia mengajarkan keberagaman bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang memperkaya identitas sebuah kota.

Malang patut berbangga, karena di tengah hiruk pikuk zaman modern, ia masih mampu merawat sebuah klenteng yang berdiri sejak abad ke-19. Eng An Kiong bukan hanya milik komunitas Tionghoa, melainkan milik seluruh warga yang percaya pada harmoni dan persaudaraan.

Pada akhirnya, dua abad perjalanan Eng An Kiong adalah cermin dari daya tahan sebuah komunitas. Di tengah perubahan politik, ekonomi, bahkan sosial, klenteng ini tetap tegak berdiri, menjadi saksi bahwa persaudaraan dan spiritualitas mampu melintasi waktu. Ia bukan sekadar bangunan, tetapi rumah yang menyatukan jiwa-jiwa yang merindukan kedamaian.

Joyogrand, Malang, Sat', Sept' 27, 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun