Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo di Panggung PBB : Antara Two State Solution dan Kepentingan Nasional

20 September 2025   18:17 Diperbarui: 20 September 2025   18:17 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo bertolak menuju AS dalam rangka menghadiri SU PBB 23 September 2025. Sumber : Firda via news.detik.com.

Mengingat PBB sering dikritik sebagai "tong kosong yang nyaring bunyinya," Indonesia bisa menawarkan agenda reformasi multilateralisme yang lebih inklusif, terutama agar suara negara-negara berkembang tidak selalu dikalahkan oleh veto kekuatan besar.

Warisan Kolonial dan Batas Wilayah

Mendorong forum internasional untuk memberikan perhatian pada penyelesaian sengketa batas wilayah yang diwariskan kolonialisme. Ini bukan hanya isu Indonesia, tetapi juga banyak negara berkembang lain di Asia dan Afrika.

Isu Arab-Palestina dalam Proporsi Tepat

Indonesia tetap bisa menyuarakan dukungan terhadap Arab-Palestina, namun dalam proporsi yang tepat: sebagai bagian dari komitmen moral, bukan sebagai agenda utama yang mengabaikan kepentingan langsung bangsa.

Mengembalikan Diplomasi pada Rakyat

Diplomasi sejatinya adalah perpanjangan dari kepentingan nasional. Apa yang dibicarakan di panggung PBB seharusnya punya dampak nyata terhadap kehidupan rakyat : harga bahan pokok yang lebih stabil, lapangan kerja yang lebih luas karena pasar ekspor terbuka, serta keamanan wilayah yang lebih terjamin. Jika pidato Presiden hanya berhenti pada simbolisme tanpa strategi konkret, maka diplomasi akan kehilangan relevansi di mata rakyat.

Kehadiran Prabowo di PBB adalah peluang untuk mengubah citra Indonesia dari sekadar pengikut arus ke pemain aktif yang mampu menawarkan solusi. Namun, peluang ini hanya bisa dimanfaatkan jika Presiden berani keluar dari jebakan isu-isu simbolis yang sering kali justru dijadikan komoditas politik domestik.

Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB ke-80 seharusnya menjadi momentum untuk menegaskan kembali kepentingan nasional Indonesia di tengah dinamika global. Sayangnya, dengan memilih fokus pada two state solution, Presiden berisiko melewatkan kesempatan emas untuk membawa isu-isu vital seperti perdagangan global, Laut China Selatan, dan warisan kolonial ke panggung dunia.

Indonesia tentu tetap bisa bersuara tentang Arab-Palestina, namun harus dalam porsi yang proporsional. Lebih dari itu, diplomasi kita harus realistis, berorientasi pada kepentingan nasional, dan berani mendorong reformasi multilateralisme agar forum seperti PBB benar-benar menjadi sarana penyelesaian masalah, bukan sekadar panggung propaganda.

Dengan demikian, kehadiran Indonesia di PBB tidak hanya akan terdengar nyaring, tetapi juga terasa nyata bagi rakyat di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun