Jika memilih ke Timur, maka harus beradaptasi dengan teknologi Rusia dan China, yang memiliki karakteristik dan standar pemeliharaan berbeda.
Indonesia selama ini menggunakan campuran alutsista dari kedua blok, sehingga keputusan ini akan berdampak besar pada kesiapan tempur dan rantai pasokan MRO.
Dukungan teknologi dan alih teknologi (ToT)
Barat cenderung lebih sulit dalam memberikan alih teknologi penuh, sementara Rusia dan China lebih fleksibel.
Namun, memilih Rusia atau China bisa berisiko terkena sanksi dari negara-negara Barat, seperti yang dialami beberapa negara yang membeli senjata dari Rusia.
Konsekuensi diplomatik dan ekonomi
Jika condong ke Barat, Indonesia bisa mendapatkan lebih banyak dukungan dari AS dan sekutunya, termasuk dalam penguatan industri pertahanan.
Jika condong ke Timur, ada potensi kerjasama lebih dalam dengan China dalam proyek-proyek strategis, tetapi ini bisa meningkatkan ketergantungan yang berbahaya, terutama terkait utang dan pengaruh politik.
Posisi di Laut China Selatan
Jika Indonesia mendekat ke AS dan sekutunya, maka akan semakin berseberangan dengan China yang agresif di perairan Natuna.
Jika memilih mendekat ke China, maka bisa ada konsekuensi terkait kedaulatan maritim dan hubungan dengan negara-negara ASEAN lainnya yang juga bersengketa dengan China.