Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Astro-Tarot dan Medan Elektoral Jatim

31 Januari 2024   14:48 Diperbarui: 31 Januari 2024   15:00 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Struggle for Piower. Foto : iema.net

NU Struktural, di sisi lain, lebih menekankan peran organisasi dalam aspek struktural dan sosial masyarakat. Hal ini dapat mencakup keterlibatan NU dalam politik, ekonomi, dan pembangunan sosial.

NU Kultural memiliki pengaruh yang kuat dalam merawat dan memperkuat identitas keagamaan dan budaya di tingkat grassroot. Melalui pesantren dan kegiatan keagamaan, NU Kultural memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai masyarakat di tingkat lokal.

Sedangkan NU Struktural mempengaruhi grassroot melalui partisipasi dalam politik dan kebijakan publik. Dengan terlibat dalam proses politik dan struktural, NU dapat memiliki dampak langsung pada kebijakan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat di tingkat lokal.

Anies dan Ganjar sudah Ok di kalangan NU struktural, tapi pada kenyataannya ditampik di kalangan NU kultural. Ini semua gegara salah membaca kemana arah angin ketika Cak Imin bersilat politik untuk jadi cawapres Prabowo atau Gibran atau Ganjar. Ternyata Cak Imin ujung-ujungnya lari ke pangkuan Anies yang diplot jadi capres oleh Surya Paloh Nasdem. Ketika itulah Yenny Wahid (NU kultural) memproklamasikan bahwa NU takkan mendukung siapapun yang mencawapreskan Cak Imin. Apa pasal. Apalagi kalau bukan masa lalu Cak Imin yang kelam ketika mengkudeta Gus Dur paman kandungnya sendiri.

Sedangkan Ganjar, harus diakui memang santun dalam berpolitik, tapi tidak dengan TKN-nya, masing-masing seakan berebut untuk menghantam apapun dan bagaimanapun sejauh menyangkut Jokowi, padahal Jokowi bukanlah kontestan Pilpres, melainkan seorang presiden yang sedang menjabat dan sangat populer di mata rakyat Indonesia. Di mata NU kultural ini sungguh tidak dapat dibenarkan.

Maka bolehlah dikatakan sekarang bahwa Jawa timur bukanlah medan laga yang menentukan untuk kemenangan Anies dan Ganjar, tapi adalah medan laga yang justeru memberangus mereka.

Tak heran dalam merilis hasil survey terbarunya belum lama ini, LSI Denny JA mencatat angka yang mencengangkan, yi elektabilitas Paslon No 02 sudah melampaui 50%, dan usai debat capres nanti dan sisa 4 hari setelahnya, siapapun jangan lagi bikin blunderlah, kalau masih mau dua putaran.

Inga .. inga .. budaya politik kita takkan pernah sama dengan budaya politik kaum liberal di AS sana bukan.

Lihat :

Lira Liya dalam http://tinyurl.com/ymng8sxg

Afif Khoirul M dalam http://tinyurl.com/yl6aknp8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun