Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Catatan Perjalanan ke Kawah Berwarna Kelimutu, Flores

12 Oktober 2022   17:01 Diperbarui: 30 Oktober 2022   15:40 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat di Kawah Kelimutu yang ketika itu hanya berwarna hijau lumut dan hitam. Foto : Parlin Pakpahan.

Saya really, suka pemandangan itu, hasil kolaborasi antara matahari yang tampak malu-malu memunculkan diri, pegunungan, kabut, dan kawah. Keindahan Kelimutu di pagi hari itu seakan menguatkan misteri yang ada di seputar kawasan Kawah Kelimutu.

Untuk menghormati para leluhur, setiap medio Agustus, warga lokal selalu mengadakan ritual Patika, yaitu memberi makan para leluhur. Prosesi ritual Patika adalah acara utama dari Festival Kawah Kelimutu yang diselenggarakan di lapangan helipad di sekitar kawasan Kawah Kelimutu.

Pada saat prosesi berlangsung, akan ditampilkan tarian tradisional dan disediakan sesaji yang terdiri dari daging babi dan minuman moke, yaitu minuman tradisional Flores terbuat dari pohon lontar dan enau. Di Flores disebut juga sopi. Kadar alkoholnya lumayan tinggi dan kalau kebanyakan minum Moke, kita bisa tenggen, kata orang Medan.

Penenun tradisional di Moni. Foto : astinsoekanto.com
Penenun tradisional di Moni. Foto : astinsoekanto.com

Angka Kunjungan Yang Meningkat Dan Keterbatasan Infrastruktur Pendukung

Menurut penduduk setempat, obyek wisata Kelimutu dikunjungi turis asing rata-rata 300 orang per tahun, kurang lebih 100 orang di antaranya berkunjung pada Juli dan Agustus, sedangkan bulan-bulan lainnya sepi dari pengunjung. 

Kini angka itu sudah lebih yaitu 1236 kunjungan pada 2018 dan pada 2022 ini semakin meningkat setelah pandemi melandai dan harga tiket masuk TN Komodo tak jadi dinaikkan

Musim kemarau adalah saat berkunjung yang paling tepat. Musim itu jatuh pada bulan April-Oktober. Sayang, angka kunjungan yang semakin meningkat ini tidak diimbangi dengan peningkatan infrastruktur fisik pendukung seperti jalan dan sarana akomodasi bagi para pengunjung Kelimutu.

Selat Ombai jelang masuk pelabuhan Ende. Foto : Parlin Pakpahan.
Selat Ombai jelang masuk pelabuhan Ende. Foto : Parlin Pakpahan.

Dalam perhubungan darat, sering terjadi kecelakaan di daerah-daerah patahan yang menghubungkan Manggarai dan Ende. Di daerah patahan semacam ini, sudah saatnya jalan-jalan tsb diberi konstruksi khusus penahan patahan persis di bibir jurang setiap tikungan berbahaya. 

Maklumlah Flores adalah daerah pegunungan yang berundak-undak, sehingga jalanan yang kita akses pun selalu memiliki jurang terjal di sebelahnya. Selain itu juga perlu ditertibkan akomodasi dan transportasi kepariwisataan yang sudah mulai berkembang sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun