Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kongres Rakyat Batak dan Momentum Pemekaran Propinsi Tapanuli

16 Juli 2016   16:05 Diperbarui: 16 Juli 2016   16:13 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

geothermal-taput-5789f7dd1f23bd5407327c3e.jpg
geothermal-taput-5789f7dd1f23bd5407327c3e.jpg
Mereka tak pernah tahu betapa potensi Geothermal dari sejumlah titik energi panas bumi di Taput akan dapat melayani seluruh kebutuhan energi Sumut di masa datang. Mereka juga tak pernah tahu bahwa bukan sawahladang seperti di pulau Jawa yang menjadi hari depan industri agro cikalbakal Protap, melainkan tanaman ekonomi yang laris di pasar dunia seperti Kopi, Sawit, Karet, Pinus, Tembakau, Kakao, Haminjon (Styrax/Kemenyan), Kayu Manis, Kemiri, Aren, Andaliman; tanaman buah-buahan seperti Jeruk, Marquica, Terong Belanda, Mangga, Nenas, Durian dst.

Belum lagi potensi pertambangan yang masih tidur semuanya seperti Mika, Pasir Kuarsa, Zeolit, Kaolin, Feldspar, Batu Gamping, Sulphur, Emas di Parlilitan dll.

Jangan pula dilupakan harta karun tano Batak di Batang Toru Forest yang begitu kaya dengan keanekaragaman hayati dan juga Emas. Tano Batak pun punya lautan. Coba cermati kekayaan laut di pantai barat Sumut yang terentang mulai dari Natal hingga perbatasan Aceh.

Cermati juga potensi pariwisata dengan seluruh obyek wisata alam di kawasan Bukit Barisan dengan nucleus Danau Toba dan obyek wisata budaya yang tinggal digali dari khasanah kebudayaan Batak secara keseluruhan.

Ini bukanlah apologi, tapi selayang pandang tentang kekayaan alam di seluruh kawasan tano Batak dengan maksud agar angkatan muda yang lahir dan besar di tanah Diaspora tidak lagi salah dalam menakar SDA di rumahnya sendiri.

Di balik kegagalan pemekaran Protap pada 2009, dalam hati kecilnya semua orang Batak merindukan Batak Unity. Hanya saja syakwasangka antar ke-5 puak utama Batak selalu muncul di saat kerinduan itu hendak mewujud menjadi kenyataan.


Inilah sisa keterpecahbelahan masa lalu warisan politik Pemerintah Kolonial Belanda yang sangat mudah dimanfaatkan oleh siapa pun yang tak menyukai hadirnya Batak Unity di bumi Sumut. Kita sebut saja mereka ini sebagai petualang politik, petualang ekonomi dan petualang agama dengan metoda kanak-kanak bahwa agama kamilah yang terbenar dan agama kamu yang tersalah.

Atas dasar ini semua, keterpecahan dimaksud memerlukan sebuah metoda penyatuan. Saya pikir, KRB (Kongres Rakyat Batak) adalah alternatif yang perlu dicoba dan sudah saatnya digelar dalam pentas politik Sumut dan Indonesia. Di era yang serba terbuka dan transparan sekaranglah momentum yang tepat untuk itu.

Ulos 

Tegasnya, kalau klan Tobing tahun 2009 lalu bisa begitu entengnya menyelempangkan Ulos terbaiknya ke bahu Prabowo dan kemudian yang bersangkutan dikukuhkan menjadi warga kehormatan Batak dengan hak penuh menyandang marga Tobing. Kemudian Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono juga telah ditahbiskan menjadi Patuan Sori Mulia Susilo Bambang Yudhoyono Siregar beberapa waktu yang lalu yang dalam hal ini disponsori oleh TB Silalahi via Museum Bataknya di Balige sana.

univ-ssm-xii-5789f767d17a611a07c18485.jpg
univ-ssm-xii-5789f767d17a611a07c18485.jpg
Mengapa tidak ulos adat seperti itu diselempangkan juga ke bahu tokoh-tokoh adat dan politik yang mewakili seluruh puak Batak dalam sebuah silaturahmi nasional komunitas Batak. Ini sekaligus mengawali KRB bermusyawarah dalam rangka menghasilkan konvensi bersejarah tentang Batak Unity yang berlandaskan Filsafat, Kultur dan Sejarah. Inilah saya pikir perekat Batak Unity itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun