Mohon tunggu...
Zaenal Khabir
Zaenal Khabir Mohon Tunggu... Anggota Pers Indonesia

Seorang individu yang memiliki ketertarikan besar di dunia kreatif digital, khususnya dalam pembuatan konten. Aktif mengembangkan ide-ide kreatif melalui fotografi, videografi, dan penulisan. Memiliki hobi dalam mengolah konten visual dan audio, serta gemar mengikuti perkembangan tren di media sosial. Berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi di industri kreatif melalui karya yang informatif, inspiratif, dan berkualitas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya di Sepertiga Malam

23 Maret 2025   23:31 Diperbarui: 23 Maret 2025   22:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Ilustrasi berdoa dalam keheningan malam  | dibuat dengan bantuan AI oleh ChatGPT (OpenAI)." 

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hamparan sawah dan perbukitan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Ilham. Dia adalah seorang pemuda sederhana yang sehari-harinya membantu ayahnya bertani dan merawat kebun. Meski hidup dalam keterbatasan, Ilham tumbuh menjadi pribadi yang rendah hati dan penuh semangat dalam menjalani kehidupan.

Namun, ada satu hal yang membuat Ilham merasa resah akhir-akhir ini. Di usianya yang menginjak dua puluh tahun, dia merasa hidupnya kosong dan hatinya terasa hampa. Ia merasa ada sesuatu yang hilang, tetapi ia tidak tahu apa. Setiap malam, Ilham sering memandang langit malam dari jendela kamarnya, mencoba mencari jawaban dalam kelap-kelip bintang di langit.

Suatu malam, setelah lelah bekerja di kebun, Ilham duduk termenung di beranda rumah. Di kejauhan, samar-samar ia mendengar suara lembut lantunan ayat-ayat Al-Qur'an. Suara itu berasal dari masjid kecil di ujung desa. Ia penasaran dan memutuskan untuk menghampiri masjid tersebut.

Ketika Ilham tiba di masjid, ia melihat seorang lelaki tua dengan sorban putih dan janggut yang telah memutih tengah berdiri dengan khusyuk dalam shalat. Setelah selesai, lelaki tua itu menoleh dan tersenyum kepada Ilham.

"Anakku, apa yang membuatmu datang ke sini di malam seperti ini?" tanya lelaki itu dengan suara lembut.

"Aku merasa gelisah, Pak Tua. Hati ini terasa kosong. Aku merasa seperti kehilangan sesuatu, tapi aku tidak tahu apa itu," jawab Ilham dengan nada pelan.

Pak Tua itu tersenyum bijak. "Mungkin hatimu sedang rindu untuk dekat dengan Sang Pencipta," katanya. "Sudahkah kau mencoba qiyamul lail?"

Ilham mengernyitkan dahi. "Qiyamul lail?"

"Ya, shalat malam. Di saat manusia lelap dalam tidurnya, kau bisa berdiri dalam keheningan malam, berbicara kepada Allah. Cobalah. Bangun di sepertiga malam terakhir, ambil air wudhu, lalu berdirilah dalam shalat. Curahkan segala keresahanmu kepada-Nya."

Malam itu, Ilham pulang dengan hati yang penuh tanda tanya. Ia penasaran dengan ucapan Pak Tua tadi. Ketika malam semakin larut dan suasana desa sunyi, Ilham terbangun. Hatinya seperti digerakkan oleh sesuatu. Ia mengambil air wudhu, lalu berdiri di tikar kecil di kamarnya. Dengan gemetar, ia mengangkat tangan dan mulai melafalkan niat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun