Mohon tunggu...
Panji Alladam
Panji Alladam Mohon Tunggu... Seniman

Seorang penikmat seni dan musik yang gemar menulis puisi serta lirik bernuansa emosional. Memiliki ketertarikan pada tema kehidupan, perjalanan batin, dan ekspresi kreatif. Menjadikan menulis sebagai ruang berbagi perspektif dan inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resonansi Hampa

19 Agustus 2025   06:31 Diperbarui: 19 Agustus 2025   06:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada kurungan tanpa jeruji,
di mana waktu melarutkan wajahku
menjadi retakan-retakan senyap.

Api tak pernah ditemukan
selain dingin yang mengendap
di sumsum nadiku.

Di antara riuh yang tak bernama,
suara-suara patah
bertabrakan dengan langit kosong---
meninggalkan bayangan
yang terbakar terang,
namun tak pernah jadi cahaya.

Aku adalah jarak
antara bisik dan teriak,
antara hidup dan hampa;
dan gema terakhir
adalah penyangkalan diri
yang tak berhenti berulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun