MENGHIDUPI AJARAN HINDU DAN PANCA SRADDHA DI TENGAH ARUS MODERNISASI
Hindu adalah agama yang telah ada sejak ribuan tahun dan menjadi panduan hidup bagi jutaan orang di dunia, termasuk di Indonesia. Ajarannya tidak berhenti pada ritual semata, tetapi menuntun manusia untuk hidup selaras dengan Tuhan, alam, dan sesama. Menurut saya, fondasi paling penting dalam memahami ajaran Hindu adalah Panca raddh, lima keyakinan dasar yang menjadi landasan setiap aktivitas spiritual dan moral. Dengan menyadari hal ini, umat Hindu dapat menjalani kehidupan yang lebih harmonis dan bermakna di tengah arus modernisasi.
Hakikat Hindu: Lebih dari Sekadar Ritual
Hakikat Hindu tidak hanya sembahyang, upacara, atau simbol-simbol suci. Hidup adalah kesempatan untuk mendekatkan diri pada Tuhan (Brahman), menumbuhkan kesadaran akan kesucian jiwa, dan mengamalkan dharma. Veda dan Upanishad menegaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan sejati atau moka --- kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian.
Menurut saya pribadi, ada beberapa ciri penting yang menggambarkan hakikat Hindu:
- Universal: berlaku untuk semua manusia tanpa memandang latar belakang budaya, seperti semangat "Bhinneka Tunggal Ika".
- Memberi ruang kebebasan berpikir: fleksibilitas ini membuat Hindu tetap relevan sepanjang zaman.
- Keseimbangan tujuan hidup: Catur Purusartha --- Dharma, Artha, Kma, dan Moka --- mengajarkan keseimbangan antara moralitas, kemakmuran, dan spiritual.
- Pengendalian diri: mengajak umatnya mengendalikan pikiran, ucapan, dan tindakan supaya mendekatkan diri pada Tuhan.
Sejarah masuknya Hindu di Nusantara memperkuat pemahaman hakikatnya. Di Bali, Hindu berpadu dengan adat setempat menjadi agama dan budaya sekaligus. Ini menunjukkan fleksibilitas Hindu yang tetap memegang nilai dasar, meskipun bentuk ritual dan tradisi lokal beragam.
Panca raddh: Lima Pondasi Keimanan
raddh berarti keyakinan atau iman. Panca raddh adalah lima pokok keyakinan umat Hindu yang menjadi dasar segala praktik keagamaan. Tanpa pemahaman mendalam terhadapnya, kegiatan spiritual bisa kehilangan makna dan hanya menjadi rutinitas.
Kelima pokok keyakinan itu menurut saya bukan hanya teori, tapi jalan hidup:
- Keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa (Widhi Tattwa): meski dikenal dengan berbagai nama dan manifestasi --- Siwa, Wisnu, Brahma, Dewi Saraswati, dan sebagainya --- semuanya adalah satu hakikat ilahi. Kesadaran ini membuat kita menjaga alam dan menghormati sesama sebagai wujud bhakti kepada-Nya.
- Keyakinan pada Jiwa (Atma Tattwa): atma adalah roh abadi, tubuh hanyalah wadah sementara. Kesadaran ini menumbuhkan sikap ahimsa (tidak menyakiti) dan welas asih.
- Keyakinan pada Hukum Karma (Karma Phala Tattwa): setiap tindakan membawa akibat. Keyakinan ini membuat kita berhati-hati dalam bertindak, berkata, dan berpikir.
- Keyakinan pada Reinkarnasi (Punarbhawa Tattwa): setiap kehidupan adalah kesempatan memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Dengan memahami punarbhawa, kita lebih sabar menghadapi ujian hidup.
- Keyakinan pada Pembebasan (Moka Tattwa): tujuan tertinggi kehidupan adalah menyatunya atma dengan Brahman sehingga terbebas dari samsara. Kesadaran ini mendorong kita tidak hanya mengejar kesenangan duniawi, tetapi juga pertumbuhan spiritual.
Menghidupi Panca raddh Sehari-hari
Menurut saya, Panca raddh bukan ajaran abstrak, tetapi pedoman praktis. Misalnya:
- Widhi Tattwa mendorong kita rajin bersembahyang, menjaga kesucian lingkungan, dan mensyukuri anugerah Tuhan.
- Atma Tattwa menumbuhkan sikap menghormati semua makhluk.
- Karma Phala Tattwa mengajarkan disiplin moral dan etika.
- Punarbhawa Tattwa memotivasi kita memperbaiki diri di setiap kesempatan hidup agar kelahiran berikutnya lebih baik.
- Moka Tattwa mengingatkan kita mendalami spiritualitas, mengurangi keterikatan duniawi, dan fokus pada penyucian diri.