Presiden Prabowo mencanangkan program 3 juta rumah saat kampanye lalu. Tujuannya adalah untuk membantu masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah, memiliki rumah sendiri.
Solusi ini hadir atas permasalahan nyata, dimana banyak masyarakat belum memiliki rumah. Salah satu sebabnya karena kesenjangan antara rumah yang dibutuhkan dan ketersediaan rumah (Backlog) yang tinggi, yaitu mencapai 9,9 juta unit.
Problem tersebut bila tanpa intervensi dari pemerintah menyebabkan masyarakat akan semakin kesulitan punya rumah. Untuk itu, Presiden mendorong program 3 juta rumah agar permasalahan itu tuntas.
Diantara banyak cara, salah satu yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menambah kuota rumah subsidi.
Presiden Prabowo baru saja menambah kuota rumah subsidi dari 220 ribu menjadi 350 ribu unit untuk tahun 2025. Tak hanya itu, suku bunganya juga tetap, yaitu 5%.
Rumah subsidi ini khusus ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) seperti buruh, petani, guru, tenaga kesehatan, hingga ojol.
Dengan DP rendah dan bunga terjangkau, masyarakat diharapkan bisa mengakses kredit rumah subsidi. Ini akan menjadi harapan agar mereka bisa memiliki rumah sendiri.
Jika diamati, kebijakan tersebut merupakan bentuk keberpihakan Prabowo kepada masyarakat kecil. Ia selalu berorientasi agar masyarakat kelas menengah ke bawah bisa menikmati hasil pembangunan secara merata.
Prabowo berharap akses atas perumahan yang layak akan menjadi jembatan bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI