Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menempatkan Tokoh (Setempat) Menjadi Spirit bagi Siswa

10 Februari 2025   14:38 Diperbarui: 10 Februari 2025   20:28 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Siswa sedang mengikuti diskusi di Ruang Perpustakaan Sekolah. (Dokumentasi pribadi)

Juga, yang pada hari-hari terakhir ini, misalnya, tokoh Pramoedya Ananta Toer, yang diperingati dalam usianya yang satu abad pada 6 Februari 2025. Di Blora sebagai pusatnya, tempat kelahirannya. Jelas memberi spirit yang kuat terhadap masyarakat Blora pada umumnya dan lebih-lebih terhadap siswa di Blora pada khususnya.

Apalagi bagi siswa, yang dulu Pram, sebutan Pramoedya Ananta Toer, pernah berproses dalam belajar di sekolah tempat mereka saat ini mengenyam pendidikan. Tentu sangatlah menyentuh mereka. Sejarah ini akan menjadi spirit yang kuat bagi siswa dalam proses pendidikannya.

Keterlibatan siswa dalam perhelatan Satu Abad Pram di Blora barusan yang diberitakan di media arus utama, sudah pasti menjadi momen yang sangat berharga bagi siswa.

Mereka semakin tersadarkan bahwa di daerah tempat mereka lahir, dibesarkan, dan sekali lagi, tempat mereka mengenyam pendidikan, pernah menjadi tempat tokoh legendaris.

Bukan mustahil tokoh Pram, akhirnya, menjadi spirit yang mampu mengangkat siswa ke dalam semangat belajar yang tinggi. Seperti, yang Pram pernah lakukan sejak kecil hingga tua.

Tentu hal ini berlaku juga bagi tokoh-tokoh yang lain, di daerah mana pun mereka pernah ada dan berada, di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, sangat mungkin ada tokoh setempat yang dapat menjadi spirit bagi masyarakat, termasuk anak yang notabene siswa, di daerah termaksud.

Tetapi, dapat saja, misalnya, jika di daerah setempat belum ada tokoh yang memungkinkan untuk membangun spirit siswa, menempatkan tokoh lain yang pernah ada dan berada di daerah lain pun tak menjadi problem.

Toh, semua tokoh yang telah memberi kontribusi positif dan produktif bagi bangsa ini menjadi milik masyarakat bangsa. Sehingga, dari mana pun asal tokoh bukan menjadi pembatas atau penghalang untuk menjadikannya sebagai spirit bagi siswa.

Sekalipun Soekarno lahir di Surabaya dan dimakamkan di Blitar, sangat mungkin untuk menjadi spirit, tak hanya bagi masyarakat siswa di Surabaya dan Blitar. Tetapi, dapat juga menjadi spirit bagi masyarakat siswa di daerah lain.

Hanya memang, akan memberi efek yang lebih menyentuh kalau tokoh termaksud menjadi spirit bagi siswa di Surabaya atau di Blitar. Sebab, di sana ada relasi yang lebih dalam antara tokoh dan siswa di kedua daerah ini.

Ketika guru di Surabaya menyebut, misalnya, tokoh Soekarno lahir di Surabaya di hadapan siswanya, sangat mungkin dalam diri siswanya muncul gairah untuk mengetahui lebih dalam tentang tokoh ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun