Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sudahkah Jalur Domisili SPMB Menyediakan Ruang Belajar?

7 Februari 2025   10:50 Diperbarui: 7 Februari 2025   12:39 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah yang dimaksudkan bahwa Jalur Domisili SPMB (telah) menyediakan ruang belajar, baik bagi pemerintah desa maupun masyarakat.

Tetapi, bagaimana bagi sebagian orangtua dan anak yang berpeluang di Jalur Domisili? Agaknya akan tetap seperti yang terjadi saat Jalur Zonasi diberlakukan.

Yaitu, sebagian calon murid atau siswa yang notabene anak belum merasa tergugah untuk mau belajar.

Sebab, sebagian mereka, anak termasuk orangtua, yang berdomisili dekat dengan lokasi sekolah sudah mengerti bahwa anak pasti diterima di sekolah termaksud melalui Jalur Domisili.

Pengalaman adanya Jalur Zonasi yang menjamin anak diterima di sekolah tertentu karena lokasi rumahnya dekat dengan lokasi sekolah dapat dijadikan refleksi dalam menerapkan Jalur Domisili SPMB 2025.

Sebab, riwayat Jalur Zonasi, seperti sudah disebut di atas, juga meninggalkan catatan, yakni tentang siswa kurang bersemangat belajar. Bagaimana mungkin mereka bersemangat belajar kalau mereka sudah mengerti bahwa mereka pasti diterima di sekolah dekat lokasi rumahnya?

Toh, ini pun tanpa memperhitungkan mereka sudah memiliki kompetensi atau belum. Karena, nilai memang tak menjadi pertimbangan. Yang menjadi pertimbangan adalah jarak tempat tinggal mereka dengan lokasi sekolah yang mereka tuju.

Sehingga, di sekolah tempat saya mengajar, mungkin juga di sekolah yang lain, banyak dijumpai siswa yang belum dapat berhitung dan membaca secara lancar meskipun duduk di Kelas 7.

Ini pun berlanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di jenjang ini pasti dijumpai pula hal yang serupa. Yaitu, ada sebagian siswa yang tersebab adanya Jalur Zonasi, rendah semangat belajarnya.

Bahkan, di perguruan tinggi (PT), kenalan yang berprofesi sebagai dosen pernah mengeluhkan juga tentang mahasiswanya. Sekarang, begini ia mengatakan, sebagian mahasiswa sulit diajak berkembang. Lemah dalam berpikir. Tak kritis.

Kenyataan ini tentu tak semata-mata karena adanya Jalur Zonasi di jenjang-jenjang sebelumnya. Ada faktor lain. Di antaranya adalah tak ada ujian, ekonomi keluarga rendah, dan gaya hidup yang dimanjakan oleh teknologi dan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun