Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dear Guru, Ini Juga Cara Menumbuhkan Minat Anak Membaca

30 Maret 2023   14:01 Diperbarui: 31 Maret 2023   18:48 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minat baca anak (Sahabat Keluarga Kemendikbud/Fuji Rachman

Kita sepakat bahwa membaca itu penting bagi semua orang. Karena melalui membaca, orang memperoleh banyak pengetahuan. Tidak hanya pengetahuan, orang dapat juga kreatif membuat sesuatu setelah membaca.

Contoh sederhana, istri saya beberapa kali mengatakan kepada kami bahwa adanya menu masakan baru di atas meja makan dan siap santap karena terlebih dahulu ia membaca dan melihat tutorial dari gawai.

Mungkin yang dialami oleh istri saya juga dialami oleh ibu-ibu yang lain. Tentu demi menjamu anggota keluarga dengan menu masakan yang tidak itu-itu saja.

Saya yakin tidak hanya ibu-ibu yang mendapat pengalaman seperti itu. Kaum bapak pun bisa saja. Demikian juga anak-anak.

Bahkan, bagi anak yang belum bisa membaca saja, banyak orangtua yang membacakan cerita. Ini tentu saja ada maksud. Setidaknya sang anak agar memperoleh pengetahuan.

Atau, lebih daripada itu, agar kepekaan emosi anak terbentuk. Karena ternyata oleh beberapa pakar dikatakan bahwa membaca itu dapat menghaluskan budi orang.

Nah, guru adalah salah satu sosok yang sangat dekat dengan aktivitas membaca. Setidaknya membaca untuk menguasai materi yang akan disampaikan kepada murid. Karena memang tugas dan fungsi guru mendampingi murid dalam pembelajaran.

Kebersamaan guru dan murid, yang hampir setiap hari terjadi, menjadi ruang yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menumbuhkan minat anak membaca.

Mungkin yang paling relevan adalah guru mata pelajaran (mapel) rumpun bahasa. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bagi guru mapel yang lain. Sebab, aktivitas pembelajaran mapel apa pun tidak bisa lepas dari buku.

Mengapa dikatakan bahwa yang relevan adalah guru mapel rumpun bahasa? Jawabannya adalah karena di dalam mapel rumpun bahasa ada materi keterampilan membaca.

Tentu saja untuk di sekolah dasar (SD), karena tidak ada guru mapel, guru kelas yang notabene wali kelas, yang memiliki peran seperti guru mapel rumpun bahasa dalam menumbuhkan minat anak membaca.

Caranya

Pertama, guru memiliki kepekaan terhadap aktivitas muridnya. Sangat mungkin dari sekian banyak murid di kelas ada yang memiliki aktivitas gemar membaca. Murid ini yang harus menjadi perhatian khusus guru.

Guru selanjutnya mendekati murid tersebut. Mengajaknya untuk berbicara mengenai kesukaannya itu. Bisa saja murid diminta untuk berbagi cerita dahulu mengenai aktivitas membacanya.

Misalnya, mengenai mengapa ia menyukai aktivitas membaca. Buku apa yang paling disukainya, fiksi atau non-fiksi. Di rumah memiliki buku berapa. Orangtua terbiasa membaca atau tidak. Dan, lain-lain yang terkait dengan membaca.

Pembicaraan yang dilakukan oleh guru dengan murid itu sebetulnya untuk membangun kedekatan relasi guru dengan murid. Guru dapat masuk ke dalam pikiran dan perasaan murid. Artinya, guru "diterima" oleh murid, yang sementara itu guru sudah terlebih dahulu "menerima" murid.

Dalam kondisi mental yang demikian, guru akan mudah untuk memasuki langkah yang berikutnya. Oleh karena itu, sedapat mungkin guru harus berhasil membangun relasi baik dengan murid yang dimaksud.

Karena, kedua, murid tersebut selanjutnya disarankan, atau bahkan diajak bersama, untuk berbagi kesukaan membaca kepada temannya. Setidaknya kepada teman yang paling dekat.

Teman yang paling dekat dapat dimaksudkan teman yang akrab. Teman yang demikian biasanya dicirikan mereka dalam beraktivitas selalu bersama, di sekolah dan boleh jadi juga di rumah.

Ini bisa saja mereka berbeda kelas. Mungkin keakrabannya sudah terbentuk sejak jenjang dan/atau tingkat sebelumnya.

Selain itu, teman yang paling dekat dapat dimaksudkan (juga) teman yang dekat tempat duduknya saat di kelas. Umumnya, kedekatan atau keakraban mereka dicirikan juga oleh kursi dan meja mereka di kelas berdekatan.

Dalam relasi kedekatan atau keakraban demikian, murid yang memiliki minat membaca dapat berbagi atau mendiseminasikan kesukaan membacanya terhadap teman terdekatnya itu.

Temuan

Tulisan saya ini sebetulnya terinspirasi oleh temuan saya di salah satu kelas tempat saya mengampu. Begini ceritanya. Ada seorang murid yang memiliki hobi membaca.

Teman yang duduk di dekatnya akhirnya ikut membaca. Maksudnya, menjadi suka membaca.

Hebatnya, dua temannya lagi --yang duduk di dekat mereka-- terbawa juga mulai menyukai membaca. Jadi, ada tiga murid yang kena efek menyukai membaca.

Saya memang berbincang-bincang dengan mereka di sela-sela saya mengajar. Perbincangan itu berawal dari temuan bahwa di atas meja mereka ada novel. Tebal. Salah satu karya Tere Liye.

Salah satu dari mereka yang kena efek menyukai membaca mengatakan bahwa dirinya termasuk kedua temannya merasa tertarik ikut membaca karena meniru atau mencontoh teman.

Fenomena ini bersifat alami. Terjadi dengan sendirinya. Artinya, tidak ada yang mengatur. Termasuk guru pun tidak. Jadi, berlangsung dan terjadi begitu saja. Ini memang menarik.

Maka, berdasarkan fenomena itu, saya akhirnya berpikir bahwa sangat mungkin kejadian seperti itu dikondisikan. Tentu guru memiliki peran penting dalam hal ini.

Katakan, misalnya, di sebuah kelas tidak ada satu pun murid yang gemar membaca. Tetapi, boleh jadi di kelas lain ada. Nah, murid yang di kelas lain itu bisa diajak berbagi gemar membaca dengan teman akrabnya.

Kalau teman akrabnya ternyata berada di kelas yang lain, ini malah kebetulan. Sebab, upaya mendiseminasikan gemar membaca menjadi lebih meluas. Bisa dilakukan dari beberapa kelas.

Tentu saja upaya ini harus dilakukan secara berkesinambungan dari jenjang dan/atau tingkat  yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Semua guru --di SD guru kelas dan setidaknya  di SMP, SMA/SMK dan yang sederajat guru mapel rumpun bahasa-- memiliki kepedulian.

Memulainya yaitu dari bersikap peka terhadap aktivitas murid di sekolah. Terutama memfokuskan pada murid yang menyukai membaca.

Kemudian, melakukan pendekatan terhadap murid itu dan mengajaknya untuk menyebarkan kesukaan membacanya kepada murid lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun