Tentu saja untuk di sekolah dasar (SD), karena tidak ada guru mapel, guru kelas yang notabene wali kelas, yang memiliki peran seperti guru mapel rumpun bahasa dalam menumbuhkan minat anak membaca.
Caranya
Pertama, guru memiliki kepekaan terhadap aktivitas muridnya. Sangat mungkin dari sekian banyak murid di kelas ada yang memiliki aktivitas gemar membaca. Murid ini yang harus menjadi perhatian khusus guru.
Guru selanjutnya mendekati murid tersebut. Mengajaknya untuk berbicara mengenai kesukaannya itu. Bisa saja murid diminta untuk berbagi cerita dahulu mengenai aktivitas membacanya.
Misalnya, mengenai mengapa ia menyukai aktivitas membaca. Buku apa yang paling disukainya, fiksi atau non-fiksi. Di rumah memiliki buku berapa. Orangtua terbiasa membaca atau tidak. Dan, lain-lain yang terkait dengan membaca.
Pembicaraan yang dilakukan oleh guru dengan murid itu sebetulnya untuk membangun kedekatan relasi guru dengan murid. Guru dapat masuk ke dalam pikiran dan perasaan murid. Artinya, guru "diterima" oleh murid, yang sementara itu guru sudah terlebih dahulu "menerima" murid.
Dalam kondisi mental yang demikian, guru akan mudah untuk memasuki langkah yang berikutnya. Oleh karena itu, sedapat mungkin guru harus berhasil membangun relasi baik dengan murid yang dimaksud.
Karena, kedua, murid tersebut selanjutnya disarankan, atau bahkan diajak bersama, untuk berbagi kesukaan membaca kepada temannya. Setidaknya kepada teman yang paling dekat.
Teman yang paling dekat dapat dimaksudkan teman yang akrab. Teman yang demikian biasanya dicirikan mereka dalam beraktivitas selalu bersama, di sekolah dan boleh jadi juga di rumah.
Ini bisa saja mereka berbeda kelas. Mungkin keakrabannya sudah terbentuk sejak jenjang dan/atau tingkat sebelumnya.
Selain itu, teman yang paling dekat dapat dimaksudkan (juga) teman yang dekat tempat duduknya saat di kelas. Umumnya, kedekatan atau keakraban mereka dicirikan juga oleh kursi dan meja mereka di kelas berdekatan.