Apalagi saat ini sudah diberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM), yang tentu saja setiap hari, Â guru, karyawan sekolah, dan siswa bertemu. Hal ini sama persis yang terjadi di kampus-kampus.
Memang, sekolah dan kampus berbeda dengan rumah sakit. Sekolah dan kampus tempat untuk belajar orang-orang yang kondisinya sehat walafiat dalam bimbingan dan pendampingan tenaga kependidikan.
Sementara itu, rumah sakit tempat orang-orang sakit yang dirawat oleh tenaga kesehatan dan layanan pendukung kesehatan. Karenanya tenaga kesehatan dan pendukung kesehatan memiliki risiko terpapar Covid-19 lebih besar ketimbang tenaga kependidikan.
Sekarang tinggal menunggu langkah pemerintah memberikan vaksin booster kepada warga bangsanya. Semoga tenaga kependidikan disegerakan ya. Atau, siapa pun yang menerima vaksin booster kali ini harus siap dan suka cita. Sebab, vaksin booster dapat membangun kesehatan. Tidak hanya kesehatan untuk diri sendiri, tetapi lingkungan dan bangsa.
Dan ingat, efek yang timbul karena vaksin booster ternyata tidak seberapa dibandingkan dengan kalau orang terpapar virus Covid-19. Si sulung harus isolasi 14 hari di kost-kostan di Bandung ketika dinyatakan terpapar virus Covid-19. Tidak masuk bekerja dan seperti terpenjara. Kami yang di rumah sangat sedih dan khawatir.