Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Semua Kurikulum, Karya Terbaik pada Zamannya

1 Januari 2022   16:08 Diperbarui: 2 Januari 2022   18:02 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa sedang menerima arahan mengenai Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) | Ilustrasi: dokumen pribadi

Belum lagi, jumlah sekolah yang sudah uji coba lebih sedikit daripada jumlah sekolah yang belum uji coba. Begitu logika yang lazim. Sasaran uji coba selalu lebih sedikit dibanding yang belum diuji coba.

Kalau semua sekolah yang sudah uji coba diminta untuk menduplikasi implementasi kurikulum di sekolah yang belum uji coba, tentu tidak mudah.

Sekolah yang sudah uji coba dan menguasai seutuhnya mungkin tidak mengalami kesulitan yang berarti saat duplikasi. Namun, sekolah yang sudah uji coba dan belum seutuhnya menguasai tentulah menghadapi kesulitan.

Kalau ternyata jumlah sekolah yang sudah uji coba yang menguasai lebih sedikit ketimbang jumlah sekolah yang sudah uji coba yang belum menguasai, tentu kesulitannya bertambah lagi.

Yang ingin saya utarakan adalah uji coba kurikulum tidak semudah uji coba di laboratorium IPA. Sebab, uji coba kurikulum berkaitan dengan jiwa-mental orang, baik guru maupun siswa. Tidak seperti uji coba terhadap benda mati atau makhluk hidup selain orang di laboratorium IPA.

Uji coba atau bahkan implementasi kurikulum memerlukan waktu yang lama untuk mengetahui hasilnya. Terkait dengan waktu sangat relatif. Sebab, guru satu dengan guru yang lain; siswa satu dengan siswa yang lain; sekolah satu dengan sekolah yang lain; daerah satu dengan daerah yang lain, sangat berbeda.

Pengalaman yang terjadi selama ini, implementasi kurikulum belum sampai maksimal. Dan ini tentu saja belum memberikan hasil yang optimal karena banyak faktor di antaranya waktu, guru, dan siswa. Tapi, kok selalu tiba-tiba "kurikulum" dianggap "kurang" oke.

Lalu, diganti dengan kurikulum baru yang dianggap lebih baik. Padahal, kalau implementasinya lebih baik lagi (pengawasan, pendampingan, dan bimbingan yang intens) dengan tambahan waktu yang cukup, bukan tidak mungkin akan memberikan hasil yang optimal. Ini tentu berlaku untuk semua kurikulum, yang masing-masing sesuai dengan masanya.

Tapi, begitulah selama ini yang terjadi. Implementasi kurikulum dari dahulu hingga Kurikulum 2013 belum membuat semua guru mahir mempraktikkannya. Bagaimana mungkin mendapatkan hasil optimal kalau belum mahir?

Untuk Kurikulum Prototipe mestinya tidaklah demikian. Kurikulum Prototipe harus diimplementasikan secara maksimal hingga semua guru mahir mempraktikkannya. 

Kalau pada 2024 dilakukan evaluasi implementasi Kurikulum Prototipe, bukan berarti kurikulum tersebut "disudahi" dan diganti kurikulum yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun