Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Class Meeting, Strategi Efektif Perkenalan Antar Siswa saat Pandemi

30 Desember 2021   12:39 Diperbarui: 31 Desember 2021   06:08 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dokumen pribadi. Salah satu lomba dalam class meeting

 Sekalipun pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dilangsungkan, belum bisa dipastikan siswa dalam satu kelas saling mengenal. Sebab, selama PTM, siswa hanya memiliki sedikit waktu di kelas.

Itu pun mereka dikondisikan berjaga jarak. Penggunaan masker juga membuat mereka tidak mudah mengenal wajah satu dengan yang lain. Sebagai guru, saya pun mengalami hal serupa, tidak mudah mengenal wajah mereka.

Memang, sangat lama mereka tidak saling bertemu. Satu setengah tahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat mereka terasing satu dengan yang lain. Karena merasa asing satu dengan yang lain, mereka kurang memiliki keberanian untuk saling mengenal ketika PTM sudah dilangsungkan.

Kondisi seperti ini wajar dialami oleh siapa pun. Kalau sama-sama asing, orang tidak mudah cepat mengenal bukan? Selalu ada perasaan malu.

Apalagi di kalangan siswa (baca: anak-anak), perasaan malu masih sangat dominan. Perasaan malu yang sangat dominan membatasi mereka saling mengenal. Sekalipun sudah dimediasi, mereka tetap lambat untuk lebih mengenal satu dengan yang lain.

Saya menjumpai fakta tersebut di sekolah. Ketika saya bertanya kepada salah satu siswa mengenai pengenalannya terhadap teman sekelas, dia mengatakan masih banyak yang belum dikenal.

Padahal, PTM sudah empat bulan berlangsung. Hal ini menandakan bahwa PTM selama ini belum efektif membangun perkenalan antarsiswa.

Kenyataan tersebut wajar saja. Sebab, PTM yang berlangsung masih terbatas. Tidak hanya terbatas siswa masuk diatur dengan cara sif, tetapi juga terbatas waktu pembelajarannya.

Sehingga, waktu lebih banyak untuk proses pembelajaran materi. Siswa dan guru terbatas memasuki momen-momen yang bersifat sosialisasi satu dengan yang lain.

Namun, dalam pengamatan saya selama berlangsung class meeting di sekolah kami yang dilaksanakan selepas siswa mengikuti penilaian akhir semester (PAS), perkenalan satu siswa dengan siswa yang lain cukup efektif. Hanya, karena selama ini class meeting selalu dihubungkan dengan kerumunan, maka class meeting di sekolah kami pada masa pandemi Covid-19 dipilihkan aktivitas-aktivitas yang tidak mengondisikan antarsiswa kontak fisik. Misalnya, baris-berbaris, senam Maumere, dan game online.

Aktivitas yang dilakukan secara berkelompok dengan tanpa kontak fisik tersebut, ternyata mampu mewujudkan perkenalan antarsiswa, khususnya mereka yang ambil peran. Kita dapat membayangkan proses mereka berlatih dalam mengikuti aktivitas-aktivitas class meeting itu.

Mereka mendiskusikan dan memadukan gagasan-gagasan dan praktik-praktik yang mereka sepakati agar memberikan hasil terbaik dalam class meeting.

Dengan begitu, mereka tidak hanya mengenal fisik, tetapi (akhirnya) juga mengenal sikap dan pemikiran satu dengan yang lain.

Umumnya, guru/wali kelas melibatkan siswa dalam class meeting secara merata. Satu siswa hanya mengikuti satu aktivitas dalam class meeting sehingga sangat mungkin semua siswa ikut ambil bagian. Hal ini yang memungkinkan siswa mengenal satu dengan yang lain.

Situasi class meeting yang tidak formal sangat mendukung perkenalan tersebut. Dan, situasi seperti itu sulit ditemukan dalam PTM selama ini.

Dalam class meeting, proses perkenalan juga terbentuk pada diri siswa yang menonton atau sebagai suporter. Sebab, sebagai penonton atau suporter, siswa memiliki sikap yang sama dalam mendukung teman satu kelasnya yang mengikuti class meeting. Kesamaan sikap itu memungkinkan mereka cepat saling mengenal.

Tidak hanya mengenal fisik, tetapi yang lebih dari itu adalah mengenal perasaan. Mereka memiliki empati yang sama dalam mendukung timnya. Dan, semua suporter di tiap-tiap kelas melakukan hal seperti itu. Dengan begitu, ada proses perkenalan yang bersifat masif di kalangan siswa.

Memang class meeting dapat menimbulkan kerumunan jika tidak dikelola dengan baik. Kerumunan mudah terjadi di pihak penonton atau suporter.

Itu sebabnya, penonton atau suporter perlu selalu diingatkan secara kontinu pada setiap kegiatan class meeting berlangsung. Karena, siswa yang menonton atau sebagai suporter sering kurang bisa mengontrol diri ketika meluapkan kegembiraan dalam menyemangati timnya.

Mengingatkan mereka agar menjaga jarak, mengenakan masker, dan selalu mencuci tangan tidaklah sulit. Dengan begitu, penonton atau suporter dalam meluapkan kegembiraan memberi dukungan bagi timnya tetap tertib dan sehat.

Jadi, baik dalam peran siswa sebagai peserta class meeting maupun sebagai penonton atau suporter terbangun proses perkenalan antarsiswa secara alamiah. Artinya, proses perkenalan antarsiswa terjadi tanpa instruksi. Itu sebabnya, class meeting pada masa pandemi Covid-19 dapat dikatakan efektif untuk membangun perkenalan antarsiswa.

Setidaknya kenyataan itu dapat dibuktikan berdasarkan data survei. Survei dilakukan dengan google form dan disebarkan kepada siswa melalui grup WhatsApp kelas seusai pelaksanaan class meeting. Ada 448 siswa (responden) yang memberikan respon.

Terhadap pernyataan "Class meeting pada saat pandemi Covid-19 dapat meningkatkan jumlah siswa mengenal siswa lainnya" tercatat ada 41,8 persen responden menyatakan sangat setuju; 50,6 persen merespon setuju; sisanya merespon kurang setuju dan tidak setuju.

Maka, untuk mempercepat perkenalan antarsiswa selama PTM terbatas berlangsung karena pandemi Covid-19, disarankan  melakukan class meeting atau kegiatan yang sejenis di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun