Jepang yang dikenal sebagai negara dengan teknologi maju, ternyata menyimpan problem kesehatan mental yang parah. Kasus bunuh diri sepanjang 2024 lalu tercatat meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Kyodo News Jepang melaporkan, sebanyak 527 anak usia sekolah di Jepang melakukan bunuh diri di sepanjang tahun 2024 lalu. Terdiri dari 239 laki-laki dan 288 perempuan. Sejumlah 349 mereka adalah siswa SMA (kelas 10-12), 163 siswa SMP (kelas 7-9), dan 15 dari SD (kelas 1-6).
Jepang bukan negara miskin. Namun mengapa angka bunuh diri tinggi? Menurut sosiolog Emile Durkheim, bunuh diri memang bukan persoalan kemiskinan.
Durkheim memandang bunuh diri disebabkan karena renggang atau lepasnya ikatan-ikatan sosial yang menjadikan masyarakat mengalami disintegrasi. Nilai-nilai atau kesadaran kolektif yang menjadi panduan bermasyarakat mulai mengalami pemudaran. Makin lama makin lemah.
Durkheim menyebut sebagai "anomie", yakni suatu situasi di mana nilai dan norma dalam masyarakat tetap ada, namun tidak lagi berfungsi untuk menjadi standard dan pedoman dalam bertingkah laku. Dalam kondisi seperti ini, berpeluang muncul "anomie suicide", yakni bunuh diri yang disebabkan karena adanya kekacauan nilai dan norma dalam masyarakat.
Bunuh Diri di Kalangan Remaja SMPÂ
Di Indonesia, terdapat 83 kasus bunuh diri setiap jam, dan sebagian besar dari mereka adalah anak-anak muda. Pelajar SMP, kisaran usia 13 -- 15 tahun, telah banyak yang melakukan bunuh diri. Belum ada data pasti tentang jumlah kejadian bunuh diri pada pelajar SMP, namun dengan sangat mudah kita menemukan berita terkait hal tersebut.
Berikut saya cuplikkan hasil pencarian di mesin pencari Google, kejadian tahun 2024 -- 2025. Dengan sangat cepat Google menyediakan berita kejadian remaja SMP bunuh diri. Mereka tersebar di berbagai kota se Indonesia, dengan motif yang sangat beragam.
Berikut cuplikannya.
- Siswi SMP (14 tahun) Bunuh Diri di Cikarang, https://www.kompas.id, 28 Agustus 2024
- Siswa SMP (13 tahun) di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya, https://megapolitan.kompas.com, 19 April 2024
- Pelajar SMP (14 tahun) di Malang Tewas Gantung Diri, https://www.tempo.co, 11 Oktober 2024
- Pelajar SMP Wonogiri (14 tahun) Meninggal Dunia Gantung Diri di kamar, https://metrojateng.com, 30 September 2024
- Remaja SMP (13 tahun) di Pacitan Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar, https://polrespacitan.id, 18 Juli 2024
- Siswa SMP di Tebet Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah, Diduga hendak Bunuh Diri, https://www.tribunnews.com, 20 Mei 2024
- Siswa SMP (15 tahun) Ditemukan Tewas Tergantung Selendang di Semarang, https://www.detik.com, 6 Januari 2025
- Siswi SMP Banjarbaru Ditemukan Tewas Gantung Diri, https://regional.kompas.com, 31 Januari 2025
- Anak SMP di Kupang NTT Ditemukan Tewas Gantung Diri di Depan Pintu Rumah, https://flores.tribunnews.com, 14 Februari 2025
Dari sembilan cuplikan judul berita di atas, kita bisa mengetahui usia pelaku bunuh diri. Mereka masih sangat muda belia, kisaran 13 sampai 15 tahun. Tengah belajar di bangku SMP. Dari segi tempat kejadian, ada di Cikarang, Palmerah, Malang, Wonogiri, Pacitan, Tebet, Semarang, Banjarbaru, dan Kupang.