Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendidik Anak Harus Sudah Dimulai Sejak Prakonsepsi

29 Juli 2022   19:50 Diperbarui: 29 Juli 2022   20:07 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://halallifemagazine.com/

Kapankah dimulainya pendidikan anak? Pada dasarnya, pendidikan anak sudah dimulai sejak seorang calon ayah memilihkan calon ibu bagi calon anaknya, dan seorang calon ibu memilihkan calon ayah bagi calon anaknya. Bab ini sudah kita bahas dalam postingan sebelumnya. Simak kembali di sini.

Setelah memilihkan calon ibu dan calon ayah bagi calon anak, mereka menjalani pernikahan dan memulai hidup berumah tangga. Terjadilah interaksi dan komunikasi sebagai suami istri.

Di antara bentuk interaksi suami istri adalah hubungan seksual atau hubungan badan. Dari hubungan seksual inilah akan muncul janin dalam perut istri, yang kelak akan lahir sebagai bayi. Islam memberikan tuntunan, adab dalam melakukan hubungan suami istri. Di antara adab itu adalah dengan berdoa sebelum berhubungan badan.

Nabi saw bersabda,

.

"Jika salah seorang dari kalian ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca doa: Bismillah, Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana. Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami".

"Jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya" (HR. Bukhari no. 6388 dan Muslim no. 1434).

Pendidikan Anak Prakonsepsi

Dari hadits di atas, kita mendapatkan informasi bahwa doa sebelum hubungan suami istri memiliki dampak menjauhkan suami istri tersebut dari intervensi setan. Mereka menikmati kesenangan yang telah dihalalkan melalui akad nikah, dalam perlindungan Allah. Setan akan menjauh dari mereka, dan tidak bisa mengintervensi aktivitas seksual tersebut.

Hal ini menunjukkan, bahwa dasar-dasar pendidikan anak sudah dimulai semenjak prakonsepsi, yaitu dengan berdoa sebelum melaksanakan hubungan suami istri. Ketika melakukan hubungan suami istri, sepenuhnya memiliki kesadaran bahwa dari aktivitas tersebut berpotensi untuk terjadi kehamilan, atas izin Allah. Tidak sekedar menumpahkan dan menikmati kesenangan syahwat yang telah halal.

Jika ingin mendapatkan anak salih salihah, sejak dari melakukan hubungan suami istri harus dilakukan dengan niat ibadah dan diawali dengan doa "Bismillah, Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana". Membuahkan janin ataupun tidak, setiap hubungan suami istri harus disertai niat dan doa tersebut.

Dalam kitab Fathul Bari dinukilkan pernyataan Mujahid,

"Barangsiapa yang berhubungan badan dengan istrinya namun tidak mengawali dengan bismillah (menyebut nama Allah), maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya".

Demikian pula terdapat sebuah riwayat dari 'Abdur Razaq sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathul Bari,

"Jika seseorang mendatangi istrinya (berhubungan badan), maka ucapkanlah 'Allahumma bariklana fima razaqtana wala taj'al lisy-syaithani nashiban fima razaqtana. Ya Allah, berkahilah kami dan keturunan yang dihasilkan dari hubungan ini, janganlah jadikan setan menjadi bagian pada keturunan kami'. Dari doa ini, jika istrinya hamil, maka anak yang dilahirkan diharapkan menjadi anak yang salih".

Riwayat di atas mengandung tuntunan doa dengan lafal yang berbeda, yaitu "Allahumma bariklana fima razaqtana wala taj'al lisy-syaithani nashiban fima razaqtana". Pada dasarnya lafal kedua ini juga berisi permintaan keberkahan dan terjauhkan dari intervensi setan.

Dalam rubrik Bahtsul Masail di website NU Online, dikutipkan keterangan dari Imam Al-Ghazali terkait adab berhubungan suami istri. Di antaranya adalah:

  • Disunnahkan untuk membaca bismillah
  • Membaca surat Al-Ikhlas
  • Membaca takbir (Allahu akbar) dan tahlil (La ilaha illallah)
  • Membaca doa: Bismillahil 'aliyyil azhim. Allahumma ij`alh dzurriyatan thayyibah, in kunta qaddarta an tukhrija dzalika min shulbi. Allahumma jannibni asy-syaithan wa jannib asy-syaithan ma razaqtana.

Lafal doa yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali juga berbeda. Ini adalah lafal ketiga, yang berisi permintaan agar dikaruniai anak salih salihah jika dari hubungan tersebut ditakdirkan muncul kehamilan.

Sebelum melakukan hubungan suami istri, boleh membaca doa dengan lafal pertama, lafal kedua, atau dengan lafal ketiga dari Imam Al-Ghazali ini. Ketiga lafal doa tersebut mengandung permintaan yang sama, yaitu agar dijauhkan dari intervensi setan.

Dalam kitab Fathul Bari dinukilkan pernyataan Ibnu Daqiq Al-'Ied, "Bisa dipahami dari doa ini bahwa setan juga tidak akan membahayakan agama anak dari hasil hubungan badan tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut ma'shum atau selamat dari dosa" (Fathul Bari, 9: 229).

Syaikh Bin Baz memahami bahwa yang dimaksud dalam doa sebelum hubungan suami istri, bahwa anak yang terlahir darinya akan tetap berada di atas fitrah yaitu Islam. Setan bisa saja menggoda anak tersebut, namun segera ia akan kembali ke jalan yang lurus. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (QS. Al A'raf: 201).

Syaikh 'Abdullah Al-Fauzan menyatakan, "Hendaklah seorang muslim bersemangat mengamalkan doa ini ketika hendak melakukan berhubungan suami istri hingga menjadi kebiasaan. Hendaklah ia melakukannya dalam rangka mengamalkan nasehat Nabi saw dan demi menghasilkan keturunan yang terjaga dan terlindungi dari gangguan setan, juga supaya mendapatkan keberkahan dari doa ini".

Dengan demikian sangat jelas, bahwa pendidikan anak sudah dimulai sejak prakonsepsi. Sejak sebelum melakukan hubungan suami istri, sudah diawali dengan doa perlindungan dari gangguan setan dan permintaan agar mendapatkan anak salih salihah.

Bahan Bacaan

Mahbub Ma'afi Ramdlan, Doa dan Waktu yang Pas untuk Berjimak, https://islam.nu.or.id, 18 Mei 2014

Muhammad Abduh Tuasikal, Berkah di Balik Doa Sebelum Hubungan Intim, https://rumaysho.com, 22 Maret 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun