Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai muslim kita mengaku telah mencintai Allah. Buktinya adalah dengan bersedia menjalankan ibadah. Kita shalat lima waktu, kita berpuasa Ramadan, membayar zakat, pergi haji, dan berbagai macam ibadah lainnya.
Namun, apakah tindakan dan usaha kita itu telah membuat Allah mencintai kita? Sebab, bagaimanapun kita mengaku cinta kepada Allah, menjadi tidak bermakna apa-apa apabila ternyata Allah tidak mencintai kita.
Seorang ulama salaf, sebagaimana dikutip dalam kitab Syarh 'Aqidah Ath Thahawiyah menyatakan,
"Yang terpenting bukanlah engkau mencintai-Nya. Namun yang terpenting adalah bagaimana engkau bisa dicintaiNya".
Seperti apapun cara kita untuk mengaku bahwa kita mencintai Allah, yang lebih penting lagi adalah mendapatkan kecintaan dari Allah. Inilah hakikat seorang hamba beriman, bahwa dirinya dicintai oleh Allah.
Bagaimana agar bisa menjadi hamba yang dicintai Allah? Mari kita simak kembali firmanNya, yang menyatakan siapa saja hamba yang dicintaiNya.
Pertama, al-muttaqun yaitu orang-orang bertakwa
Agar dicintai Allah, kita harus menjadi bagian dari orang yang bertakwa kepadaNya. Karena Allah mencintai orang-orang yang bertakwa, sebagaimana firmanNya,
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa" (QS. Ali Imran: 76).
Pernyataan serupa disebutkan pula dalam surat At-Taubah ayat 4 dan 7. Sudahkah Anda bertakwa kepadaNya?