Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seperti Apa Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak?

26 September 2021   09:33 Diperbarui: 26 September 2021   09:35 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liveabout.com/

Mengasuh dan mendidik anak adalah tanggung jawab kolektif dari ayah dan ibu. Kedua orangtua harus berkolaborasi untuk melakukan pendidikan dan pengasuhan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Dalam kehidupan keseharian, pengasuhan anak hampir selalu identik dengan pekerjaan ibu. Sejak dalam kandungan, anak sudah bersama ibu. Setelah lahir, anak-anak selalu lengket dengan ibu karena memerlukan ASI. Dalam banyak kasus, peran ayah menjadi kurang dirasakan.

Bagaimana seharusnya peran dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak? Berikut kita bahas hal-hal mendasar terkait peran dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan serta pendidikan anak.

Prinsip Umum Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak

Penelitian yang dilakukan tahun 2017 oleh Vera Astuti dan Achmad Mujab Masykur dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, memberikan beberapa hasil yang menarik. Dari pengalaman keterlibatan para ayah dalam pengasuhan anak, bisa diambil beberapa prinsip penting (Astuti & Masykur, 2017) sebagai berikut:

  • Pengasuhan anak telah dimulai sejak seorang (calon) ayah memilih pasangan hidupnya (calon istri)

Ternyata, pengasuhan anak bukan dimulai saat anak sudah masuk sekolah, atau sejak anak lahir. Jauh sebelum itu, yaitu ketika seorang laki-laki memilihkan calon ibu bagi calon anak-anaknya kelak, dan ketika seorang perempuan memilihkan calon ayah bagi calon anak-anaknya kelak.

'Kesalahan' dalam memilih pasangan hidup, bisa berdampak buruk pada pengasuhan anak di masa yang akan datang. Misalnya, seorang laki-laki memilih istri hanya karena bentuk tubuh yang seksi dan wajah yang cantik, tanpa peduli agama dan akhlak perempuan tersebut. Ini bisa menimbulkan dampak pada pengasuhan anak.  

Semestinya, memilih perempuan yang baik agama dan akhlaknya, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi saw, fa innal jannata tahta rijlaiha, sesungguhnya surga berada di bawah kedua kaki ibu. Diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Jahimah As-Sulami bahwa ayahnya, Jahimah As-Sulami r.a. datang kepada Nabi saw dan bertanya, "Wahai Rasulullah, aku ingin ikut dalam peperangan dan aku datang untuk meminta pendapatmu."

Nabi saw bersabda, "Apakah kamu mempunyai ibu?" Dia menjawab, "Ya." Nabi saw bersabda, "Tetaplah bersamanya, karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya" (HR. An-Nasa-i, Al-Hakim dan Ath-Thabrani, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)

  • Bentuk pengasuhan mengacu pada beberapa pola yaitu pola asuh islami, mengedepankan egalitarian, autoritatif, dan mengarahkan minat bakat anak. 

Astuti & Masykur (2017) menemukan, keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak hendaknya menggunakan pola asuh Islami. Bagi keluarga muslim, hendaknya belajar dengan sungguh-sungguh dalam pengasuhan anak sesuai tuntunan Islam. Mengasuh dan mendidik anak bukanlah peristiwa 'terjun bebas' tanpa bekal ilmu dan pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun