Tapi apa ukuran haji mabrur itu? Imam Nawawi menjelaskan bahwa tanda-tandanya antara lain adalah: setelah pulang dari haji, seseorang menjadi lebih baik akhlaknya, lebih tekun ibadahnya, lebih peduli terhadap sesama, dan menjauhkan diri dari dosa-dosa. Maka, ukuran mabrur tidak hanya terlihat saat thawaf dan sa'i, tetapi justru setelah pulang kembali ke rumah, ke kampung halaman, dan ke masyarakat.
Bagi warga Kalimantan Timur, yang dikenal dengan karakter masyarakatnya yang terbuka, religius, dan hidup dalam kebhinekaan, semangat haji mabrur bisa menjadi energi baru bagi transformasi sosial. Seorang haji yang mabrur seharusnya menjadi contoh keteladanan di lingkungannya: lebih jujur, lebih santun, lebih adil, dan lebih bermanfaat.
Momentum Membangun Perubahan
Harus diakui, Kalimantan Timur hari ini sedang bergerak dinamis. Di tengah pembangunan IKN, perubahan sosial, dan tantangan moral masyarakat, hadirnya para haji mabrur di tengah masyarakat dapat menjadi agen perubahan yang nyata. Mereka tidak hanya menjadi tokoh simbolik dalam acara seremonial, tapi juga tokoh substantif dalam membangun peradaban: lewat dakwah, lewat akhlak, dan lewat amal nyata.
Mari kita doakan seluruh jamaah haji Indonesia, khususnya dari Kalimantan Timur, agar diberikan kekuatan fisik dan ketenangan jiwa. Semoga mereka dimudahkan dalam setiap rangkaian ibadahnya, dan kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur. Dan lebih jauh lagi, semoga ibadah haji ini mampu memberikan dampak positif --- bagi diri, keluarga, dan lingkungan masyarakat secara luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
