Mohon tunggu...
pahlawan bertopeng
pahlawan bertopeng Mohon Tunggu... -

pahlawan bertopeng

Selanjutnya

Tutup

Politik

Puan Diangkat tapi Langsung Non Aktif, Maksudnya Apa?

12 April 2015   01:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang nyleneh dengan pilihan Mega dalam struktur pengurus PDIP yang baru. Selain menyingkirkan beberapa nama yang dikenal publik sangat vokal dan bergaung, seperti Maruarar Sirait, Pramono Anung, Budiman  Sudjatmiko, Rieke Dyah Pitaloka dan Eva Kusuma Sundari, dia juga mengangkat anak-anaknya sebagai pengurus partai, yaitu Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Puan diangkat menjadi Ketua Bidang Politik dan Keamanan, sedangkan Prananda diangkat sebagai Ketua Bidang Ekonomi Kreatif, semacam itulah. Tulisan ini hanya akan menyorot tentang Puan, karena kenyelenehannya, yaitu diangkat, namun langsung non aktif karena menjabat menteri.

Pertanyaannya, mengapa itu harus dilakukan Mega? Apa tujuannya memilih pengurus namun kemudian di-non aktifkan? Mengapa tidak sekalian dicoret dari jajaran pengurus, toh masih banyak stok yang lebih baik yang dapat mengisi. Apakah hal ini berarti posisi itu lowong tanpa ada yang menjabat? Lalu apa gunanya posisi itu diadakan kalau tidak ada yang menduduki?

Banyak pertanyaan yang berseliweran melihat keputusan nan ajaib itu. Namun setidaknya ada satu hal yang jelas di sini, bahwa Puan adalah orang yang diistimewakan Mega dalam partai. Tanpa rekam jejak dan prestasi yang jelaspun, juga dalam posisinya saat ini sebagai menteri koordinator lagi, dia mendapat previlege untuk menduduki posisi apapun dalam jajaran kepengurusan PDIP. Pesan Mega di sini sangat jelas, yaitu memberi karpet merah kepada Puan sebagai persiapan regenerasi trah Soekarno di PDIP (lihat indikasinya dalam berita ini ). Ya, karena ini partai yang dianggap warisan bagi keluarganya, mau apa lagi, suka-suka dialah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun