Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 58: Batas Waktu

27 Desember 2014   03:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:23 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Racun Suksma Halayang memiliki kekuatan yang berbeda- beda. Tergantung pada si pembuatnya, hendak dibuat sekuat apa racun itu. Ada racun yang lambat bekerja, ada yang cepat bekerja. Itu akan berpengaruh pada sepanjang apa pendekar yang terkena racun akan harus berlaga.

Rakyan Wanengpati rupanya tak berniat memberikan waktu banyak pada Mohiyang Kalakuthana. Ketika memberinya racun di dalam hutan, diberikannya batas waktu yang pendek untuk mengeluarkan seluruh racun dengan cara berlaga.

Setengah hari saja.

Mohiyang dan Kiran sudah berlaga kurang lebih setengah hari sejak menjelang Sang Surya terbenam kemarin hingga saat ini ketika Sang Surya terbit kembali. Dan racun itu belum seluruhnya keluar dari tubuh Mohiyang. Itu sebabnya dia kembali merasakan nyeri pada tubuhnya. Jika belum seluruhnya keluar pada batas waktu yang ditentukan, tak ada pilihan, dia akan harus berbaring beristirahat. Jika dia terus berlaga, racun itu akan menguat dan merusak tubuh dan jiwanya.

Ini batas waktunya. Mohiyang menyadari hal itu.

Dia juga menyadari, tak ada pilihan lain. Dia harus menyerah kalah pada Kiran.

" Bantu aku berdiri, cah ayu, " katanya pada Kiran.

Kiran mengulurkan tangan.

Mohiyang menyambutnya. Tubuhnya masih agak limbung, tapi dia berusaha berdiri.

" Aku menyerah padamu, " kata Mohiyang pada Kiran.

Kiran menahan nafas. Diam tak berkata- kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun