Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Masih Belajar Menjadi Manusia

Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan. Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sugiyono: Satu Nama yang Selalu Ada di Bab III Mahasiswa Indonesia

11 Mei 2025   19:51 Diperbarui: 11 Mei 2025   19:51 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: ft.uny.ac.id

Ada kalanya dosen pembimbing sibuk. Tapi mahasiswa tahu harus pergi ke mana: ke perpustakaan, mencari Sugiyono. Beliau tidak pernah menolak konsultasi, tidak pernah telat masuk kelas, dan tidak pernah membalas 'dibaca saja dulu ya'. Dia hadir dalam bentuk cetak dan PDF, murah, mudah didapat, dan selalu bisa dijadikan senjata saat diskusi metodologi mulai memanas.

Tak heran jika dalam laporan pustaka dari Google Scholar Indonesia (2022), buku Sugiyono termasuk dalam 10 besar sumber kutipan terbanyak di skripsi S1.

Royalti Ilmu yang Jadi Masjid

Apa yang dilakukan Prof. Sugiyono dengan royalti bukunya pun tak kalah mulia: ia membangun masjid dan sekolah penelitian. Bukan sekadar menulis, tapi menanam. Dalam laporan Detik (2022), beliau mengaku sebagian besar royalti digunakan untuk membiayai kegiatan sosial dan pendidikan. Ilmu, bagi Sugiyono, bukan sekadar untuk dinikmati sendiri, tapi juga harus dibagikan---bahkan dalam bentuk bangunan ibadah.

Barangkali inilah mengapa meski tak semua pembacanya tahu wajah beliau, namun tetap merasa dekat. Karena tiap lembar yang kita baca, terasa seperti beliau sedang menyemangati dari balik layar laptop.

Kalau Metode Sudah Buntu, Pasti Akan Kembali ke Beliau

Kadang saya berpikir: apa jadinya dunia pendidikan Indonesia tanpa Sugiyono? Mungkin mahasiswa akan lebih sering bertengkar di Bab III. Mungkin dosen lebih sering memutar mata. Mungkin rental skripsi akan lebih kaya karena semua orang butuh pelampung.

Tapi selama beliau masih ada, dan bukunya masih dicetak, kita tahu satu hal pasti: bahwa ada keilmuan yang dikerjakan dengan konsistensi, bukan kejar-kejaran tren. Dan untuk itu, saya ucapkan: terima kasih, Prof. Sugiyono. Kami, para pembaca setia Bab III, sangat berutang pada Anda.

***

Makassar. 11/05/2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun