Fajar mulai menyising perlahan-lahan sinarnya menghangatkan dunia yang dingin oleh pekat malam. Selimut malam telah tersingkap oleh sinaran pagi rebahan tubuh diatas kasur yang lepek menggeliat dan merenggangkan otot-otot yang kaku. Secercah harapan dan cemas mengisi pikiran di langit otak.
Perlahan-lahan tubuh mulai bangkit berjalan mendekati meja di ruang tamu yang kebetulan tersedia kopi hangat menyambut pagi. Duduk di singgasana yang telah memudar dan sedikit tua. Menyalakan pematik dan menghisap udara segar mengepul menghiasi ruangan, sambil rebahan dengan bantalan kecil. Melihat dunia lewat maya. Tak terasa sinar mentari telah meninggi tepat diatas atap rumah. Tubuh mulai gerah sedikit berkeringat saatnya membersihkannya, melaksanakan kewajiban sebagai mahluk yang lemah.
Menikmati langkah demi langkah kaki dari teras hingga dapur . Masih tersisa seteguk kopi .
Waktu yang terus bergerak berdetak mengikuti irama jantung tanpa henti dan tubuh pun kembali rebahan. Perlahan cahaya dunia meredup miring kearah timur. Segera menyambut senja merah merona dengan senyuman dan manis gulita.
Tayangan sisi dunia menghiasi dan terangkum dalam tontonan petang.
Gemerlap bintang yang kelap kelip menghiasi semesta tak lupa kepatuhan kita kepada sang Pencipta.
Indahnya kesunyian malam Anugrah alam tempat melepaskan penat melewati hari hari yang penuh warna. ..
Berharap hari esok lebih baik
-- paceh --